Bogordaily.net – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menghadiri Diseminasi Hasil Penelitian Potensi Warisan Budaya Kampung Lembur Sawah di Saung Eling, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat (31/10/2025).
Sebelum melakukan diskusi, Dedie Rachim bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bogor, TACB Jawa Barat serta para peneliti, wilayah, sesepuh, inohong serta warga sekitar melihat langsung keberadaan situs Embah Jangkung dan Situs Kabayan. Melewati permukiman penduduk yang memiliki suasana masih asri serta lembahan dan perbukitan dengan latar belakang Gunung Salak.
Dalam sambutannya, Dedie Rachim mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan ikhtiar bersama bagi Kota Bogor dalam menggali peninggalan sejarah.
Pada kesempatan ini, Dedie Rachim juga menyampaikan beberapa hal tentang Kerajaan Pajajaran dengan sejarah dunia.
Penelitian ini, lanjut Dedie Rachim juga sebagai rangkaian dari lompatan besar Kota Bogor, umumnya Jawa Barat, yang akan memiliki Museum Pajajaran dan didukung oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenbud).
“Kolaborasi dan sinergi ini lompatan besar bagi Jawa Barat dengan latar belakang Pajajaran yang ke depan akan memiliki museum Pajajaran,” ujarnya.
Ia pun berharap dari penelitian dua situs ini juga memiliki kajian timeline, story line, sehingga tidak hanya mengkaji berkaitan dengan kepurbakalaan saja.
Ketua TACB Kota Bogor, Taufik Hassunna, mengatakan bahwa penelitian ini dilakukan dengan metode holistik, penelitian langsung di lapangan berkaitan dengan arkeologis, dan wawancara penduduk.
“Pada intinya kami ingin memahami bagaimana warga lembur sawah berkaitan dengan pemahaman terhadap wilayah mereka tinggal. Ini juga sebagai dasar penelitian,” ujarnya.
Dalam penelitian ini dihasilkan laporan setebal 140 halaman yang kemudian berbagai poinnya dijelaskan secara singkat kepada Dedie Rachim dan warga.
Ketua TACB Provinsi Jawa Barat, Lutfi Yondri, mengatakan ia sangat senang melihat Kota Bogor yang kemajuan pembangunannya pesat, namun masih tertata dan menyimpan kearifan lokal, bahkan menjaga berbagai peninggalan situs.
Sehingga, menurutnya simpul-simpul itu harus terus dibuka melalui kajian dan penelitian lebih lanjut.
“Seperti yang disampaikan Wali Kota Bogor, bagaimana hubungannya dengan sejarah dunia internasional. Itu harus mulai dibangun. Karena mungkin sekarang kita hanya melihat puzzle, sedikit tapak-tapaknya,” katanya.
Bahkan, ia menduga bisa jadi tempat lokasi situs tersebut dahulunya merupakan permukiman atau tempat tinggal sesepuh terdahulu.
“Itu bisa diteliti lebih lanjut. Keberadaan permukiman tertua di situ. Dilihat dari lokasinya pun sangat bagus. Terlebih juga ditemukan pecahan-pecahan tembikar gerabah yang mungkin pernah ada di permukiman wilayah situ,” ujarnya.
Ia juga memberikan masukan agar juga dilakukan studi demografi untuk melihat secara keseluruhan posisi lembur sawah serta nama pada masa lalu seperti apa.
“Itu penting untuk bisa membaca permukiman sekarang itu apakah kultur baru, apakah memang sudah ada, dan Alhamdulillah tradisi kultur yang ada di sini masih dilanjutkan,” ujarnya.***
