Bogordaily.net – Sebanyak 22 Kepala Sekolah Dasar (SD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dilantik di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, pada Jumat 7 November 2025.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan bahwa pelantikan ini menjadi langkah penting dalam melengkapi formasi kepala sekolah di seluruh wilayah Kota Bogor sekaligus memperkuat tata kelola pendidikan dasar.
Dedie Rachim juga menekankan pentingnya peran kepala sekolah dalam membentuk karakter peserta didik agar menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian dan akhlak yang baik.
“Kepala sekolah harus mendorong pembangunan karakter anak-anak kita. Kita ingin anak-anak Bogor tumbuh bukan hanya sehat secara fisik, tapi juga punya wawasan luas, perilaku baik, tutur kata yang sopan, dan saling menghormati,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pendidikan di Kota Bogor harus mampu melahirkan generasi yang berakhlak, cerdas, dan kompetitif untuk menyongsong masa depan Indonesia Emas 2045.
“Kita ingin anak-anak Bogor menjadi generasi yang berakhlak karimah, saleh dan salihah, pintar, sehat, serta mampu bersaing. Itu keinginan kita agar mereka bisa menjadi generasi emas Indonesia 2045,” pungkas Dedie Rachim.
Selain itu, Dedie Rachim mengungkapkan bahwa hingga saat ini masih terdapat sejumlah sekolah yang belum memiliki kepala sekolah, karena proses pengangkatan harus melalui koordinasi dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
“Ada beberapa PR untuk bisa melengkapi seluruh sekolah di Kota Bogor ini dengan kepala sekolah. Masih ada beberapa yang kosong, karena memang prosesnya sekarang harus ditempuh dengan koordinasi ke BKN dan Kemendikdasmen. Nah, itu proses yang sedang kita tempuh, jadi ini 22 dari sisa 46 yang masih harus kita selesaikan dan sedang berproses,” ujar Dedie Rachim.
Ia menambahkan, dengan terisinya jabatan kepala sekolah, diharapkan manajemen sekolah dapat berjalan lebih baik dan program-program pendidikan bisa terlaksana secara lebih optimal.
“Kalau sudah lengkap, manajemen sekolahnya bisa berjalan dengan baik. Program di bidang pendidikan juga akan terlaksana secara lebih sempurna dibandingkan misalnya satu sekolah belum ada kepala sekolahnya,” katanya.
Lebih lanjut, Dedie Rachim mengungkapkan bahwa tantangan dunia pendidikan di Kota Bogor tidak hanya terkait pengisian jabatan kepala sekolah, tetapi juga potensi kekurangan tenaga pengajar. Salah satu solusi yang saat ini ditempuh adalah melalui program merger sekolah.
Ia menjelaskan, kebijakan merger juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran pendidikan, karena penyalurannya berbasis data pendidikan pokok.
“Tantangan kita ke depan masih ada potensi kekurangan guru, makanya program merger masih akan menjadi alternatif untuk menyelesaikan persoalan itu. Di sisi lain, merger ini juga dilakukan karena ada beberapa sekolah yang jumlah siswanya sedikit, jadi supaya lebih efektif,” jelasnya.
(Muhammad Irfan Ramadan)
