Bogordaily.net – Selangor FC vs Persib Bandung malam itu seperti kisah yang ditulis ulang takdir.
Pertandingan yang seharusnya selesai di babak pertama — dengan skor 0-2 — justru berubah menjadi drama yang hanya disukai oleh mereka yang berani berharap, dan tentu saja: mereka yang memakai jersey biru.
Bola itu bundar. Tapi kadang ia seperti roda pedati tua: berdecit dulu, baru berlari. Itulah yang dialami Persib. Dalam laga Selangor FC vs Persib Bandung di Stadion Petaling Jaya, Kamis malam 6 November 2025 itu, mereka tertinggal cepat lewat gol Chrigor. Baru dua menit. Lalu gol bunuh diri Patricio Matricardi yang membuat semua seperti salah arah. Dua nol. Gelap.
Babak pertama selesai tanpa tanda-tanda kehidupan. Tapi bola, sekali lagi, bukan matematika. Di babak kedua, Persib berubah menjadi tim yang seperti dibangunkan dari tidur panjang. Baru dua menit berjalan, Andrew Jung sudah mengetuk pintu gawang Selangor. Ditahan. Tapi tekanan itu isyarat: badai akan datang.
Dan benar. Menit ke-48, Thom Haye mengirim sepak pojok. Kemelut. Berguinho mengangkat bola. Jung menanduk. Gol. 1-2. Nyawa itu kembali.
Selangor goyah, tapi belum tumbang. Peluang melayang dari kaki Guaycochea. Tendangan bebas Haye yang memaksa kiper menepis. Sundulan Ramon yang hampir jadi koridor cahaya.
Di menit ke-81, akhirnya langit terbuka. Adam Alis — pemain yang jarang bicara panjang — melepaskan tembakan mendatar yang justru bercerita banyak.
Umpan Marc Klok membuatnya hanya perlu satu sentuhan keras dan lurus. Skor menjadi 2-2. Persib mengejar. Persib hidup.
Tribun sempat ricuh menit ke-89. Kapten Klok dan Thom Haye naik ke pagar. Mereka bukan sekadar pemain malam itu — juga penenang suasana. Setelah itu pertandingan dilanjutkan, tapi tensi tidak turun. Justru sebaliknya.
Lalu datang menit ke-90+6. Aneh bagaimana sebuah pertandingan bisa berubah hanya karena satu kesalahan kecil: kiper Selangor, Sikh Izhan Nazrel, salah melepaskan umpan.
Bola jatuh ke kaki Adam Alis. Dan seperti penulis yang tahu cara menutup cerita, ia menyelesaikan bab itu dengan dingin. Gol. Comeback. Persib unggul 3-2.
Wasit meniup peluit. Para pemain memeluk satu sama lain. Para penonton — terutama mereka dari Bandung — tidak sekadar merayakan kemenangan. Mereka merayakan keajaiban.
Dan begitulah, laga Selangor FC vs Persib Bandung malam itu menjadi cerita yang akan diceritakan ulang. Tentang bagaimana tim yang kalah dua gol di negeri orang pulang dengan tiga poin penuh. Tentang bagaimana harapan tidak pernah mati — hanya menunggu dibangunkan.
Persib menang. Tapi lebih dari itu: Persib bertahan, melawan nalar, dan mengubah jalan pulang.***
