Friday, 19 December 2025
HomeKabupaten Bogor3.500 Hektar Lahan di Kabupaten Bogor Hilang Akibat Deforestasi, Pengamat Yusfitriadi: Jangan...

3.500 Hektar Lahan di Kabupaten Bogor Hilang Akibat Deforestasi, Pengamat Yusfitriadi: Jangan Sampai Bencana Ekologi Terjadi!

Bogordaily.net – Pengamat sekaligus Founder LS Vinus Yusfitriadi menyebut sebanyak 3.500 hektar lahan di Kabupaten Bogor telah hilang akibat Deforestasi.

Hal tersebut ia sampaikan saat diskusi terkait Deforestasi di kantor LS Vinus, Cibinong, pada Kamis 18 Desember 2025.

Menurut Yusfitriadi, Deforestasi di Kabupaten Bogor terjadi karena maraknya alih fungsi lahan kawasan hutan menjadi kawasan perumahan, pabrik, dan lain sebagainya.

“Sekarang alih fungsi lahan itu gila gilaan. Kebun jadi perumahan, dan sawah jadi pabrik dari halaman rumah jadi kontrakan jadi beton,” kata Yusfitriadi kepada wartawan, Kamis 18 Desember 2025.

Ia menjelaskan, maraknya alih fungsi lahan di Kabupaten Bogor terjadi karena longgarnya perizinan yang diberikan oleh pemerintah.

“Semua pengurangan pengurangan lahan terbuka itu adalah faktor nya, salah satunya alih fungsi lahan. Sangat mungkin alih fungsi lahan itupun diberikan izin oleh pemerintah,” jelasnya.

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Yusfitriadi, dari tahun 2011 sampai 2020 selama 9 tahun hutan di Kabupaten Bogor mengalami deforestasi hingga 2000 hektar.

“9 tahun, itu setiap tahun kalo kita rata ratakan mengalami deforestasi 300 hektare. Itu tambah 1.500 hektare, berapa sampai hari ini kita kehilangan hutan di Kabupaten Bogor kita kehilangan 3.500 hektar,” tambahnya.

Yusfitriadi menilai, Pemerintah kini telah tutup mata, dan pegiat alam dinilai tidak bisa menyuarakan terkait hal tersebut.

“Saya pikir tidak ada alasan kita tidak menyuarakan itu, karena itu nasib kita, dan nasib keberlangsungan semua aktivitas umat manusia khususnya,” ujar Yusfitriadi.

Oleh karena itu, kata dia, dengan data sebanyak 3.500 hektar lahan di Kabupaten Bogor yang telah hilang akibat deforestasi. Jangan sampai fenomena bencana ekologi yang terjadi di Sumatera terjadi juga di Bogor.

“Potensi besar, 3.500 hektar sampai hari ini, 300 hektar per tahun, kalo kita biarkan, bukan hal mustahil. Kabupaten Bogor sudah tidak bisa menopang arus intensitas curah hujan yang tinggi, pada akhirnya mengakibatkan bencana,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan agar Pemerintah dapat turun tangan mencegah terjadinya bencana ekologis seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera.

“Bagi saya itu bukan semata mata bencana alam, tapi itu adalah sudah bencana ekologis. Ada bencana ekologis karena tangan tangan manusia yang merusak alam,” ungkap Yusfitriadi.(Albin)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here