Bogordaily.net – Upaya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) dalam memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat desa mitra kembali terlihat nyata melalui berbagai program corporate social responsibility (CSR) yang terstruktur dan berbasis keberlanjutan.
Fokusnya bukan sekadar memberi bantuan, tetapi membangun keterampilan, membuka peluang pendapatan baru, serta menanamkan budaya usaha mandiri bagi pelaku UMKM di sekitar pabrik.
Salah satu program yang kini menjadi sorotan adalah pengembangan peternakan Jangkrik BOS, yang dijalankan di desa-desa mitra sekitar Kompleks Pabrik Citeureup.
Program ini tak hanya menyediakan pelatihan teknis, tetapi juga pendampingan menyeluruh mulai dari penyediaan sarana budidaya, pemanfaatan lahan reklamasi pascatambang, hingga strategi pemasaran agar pelaku UMKM dapat bertahan dan berkembang secara independen.
Dari sekian banyak penerima manfaat, salah satu yang kini mencapai kemajuan signifikan adalah Suhada, pelaku UMKM asal Kampung Parigi RT03/RW02, Desa Hambalang, Kabupaten Bogor.
Di bawah binaan Indocement, Suhada kini mengelola sembilan jodag (kandang jangkrik) yang masing-masing mampu menampung 3 kg bibit telur jangkrik.
Potensi ekonominya pun besar. Setiap 1 kg telur dapat menghasilkan 100–150 kg jangkrik, dan setiap masa panen mampu memberikan omzet Rp9–10 juta.
Angka ini menjadikan budidaya jangkrik sebagai sumber pendapatan baru yang stabil bagi warga sekitar.
Program ini juga menunjukkan dampak sosial yang terukur. Berdasarkan evaluasi, program pemberdayaan ini memiliki nilai Social Return On Investment (SROI) 2,23, artinya setiap Rp1 yang diinvestasikan menghasilkan manfaat sosial Rp2,23, indikator kuat bahwa program berjalan efektif dan berdampak luas.
Mamanaa Cake & Bakery, Contoh UMKM yang Naik Kelas
Selain sektor peternakan, Indocement juga mendorong pelaku UMKM kuliner untuk naik kelas. Salah satu kisah suksesnya adalah Mamanaa Cake & Bakery milik Apriana di Desa Citeureup. Usaha roti dan kue yang dirintis sejak 2017 ini kini berkembang pesat berkat pendampingan intensif dari Indocement.
Perusahaan membantu UMKM tersebut melengkapi legalitas, mengurus perizinan, serta memperoleh sertifikasi halal dan berbagai sertifikasi produk lain yang diwajibkan pemerintah.
Indocement juga mendorong perbaikan kualitas kemasan (packaging) dan membantu pengelolaan limbah produksi agar lebih ramah lingkungan bahkan limbahnya kini dimanfaatkan sebagai kompos.
Berhasil naik kelas, omzet Mamanaa Cake & Bakery kini mencapai Rp75 juta per bulan, menjadikannya salah satu UMKM yang paling berkembang di wilayah desa mitra.
Program Birdwatching dari Indonesia Raih Penghargaan Internasional
Komitmen Indocement dan Heidelberg Materials dalam menjaga keberlanjutan tak hanya berhenti pada pemberdayaan ekonomi, tetapi juga pada pelestarian lingkungan.
Pada 27 November 2025, kabar membanggakan datang dari Heidelberg, Jerman, di mana Proposal Birdwatching karya Faradlina Mufti, juara pertama Quarry Life Award (QLA) Indonesia 2025, sukses meraih penghargaan internasional untuk kategori Biodiversity & Education Award.
QLA sendiri adalah kompetisi ilmiah dan pendidikan bergengsi yang digelar setiap tiga tahun di berbagai negara. Ajang ini mendorong praktik terbaik dalam konservasi biodiversitas sekaligus meningkatkan
Proposal Faradlina berjudul “Pendidikan Keanekaragaman Hayati melalui Birdwatching Siswa SMA Negeri 1 Palimanan dan SMA PGRI Palimanan di Kawasan Konservasi Indocement Palimanan, Cirebon”, mengusung konsep edukasi melalui pengamatan burung di area konservasi pabrik.
Program ini melibatkan siswa, sekolah, hingga masyarakat sekitar untuk memperluas pengetahuan lingkungan, memperkuat jejaring, sekaligus membuka peluang ekonomi baru sebagai pemandu wisata edukasi berbasis keanekaragaman hayati.
Inisiatif ini menjadi bukti bahwa program CSR Indocement tak hanya menekankan aspek ekonomi, tetapi juga menyelaraskan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) demi keberlanjutan jangka panjang.***


