Bogordaily.net — EIGER Adventure Land bersama Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), akademisi, pakar lingkungan, dan berbagai pemangku kepentingan melaksanakan kegiatan penanaman pohon di lereng Gunung Pangrango sebagai langkah memperkuat ekosistem hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) dan mengurangi risiko bencana hidrometeorologi. Mengusung tema “Pulihkan Bersama, Tumbuhkan Harapan,” kegiatan ini menjadi kelanjutan dari upaya kolaboratif yang telah dilakukan secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir.
Sebanyak 350 pohon endemik ditanam hari ini sebagai bagian dari pemulihan vegetasi hulu yang berlangsung secara bertahap dan terukur sejak 2021. Hingga kini, EIGER Adventure Land telah menanam lebih dari 118.000 pohon tegakan serta lebih dari 8 juta tanaman semak dan penutup tanah untuk memperkuat struktur tanah, meningkatkan kapasitas resapan air, dan menurunkan laju run-off. Upaya ini turut didukung pembangunan 5 kolam retensi dan 205 sumur resapan, serta pendataan keanekaragaman hayati yang dilakukan bersama para pakar.
Kegiatan ini juga memperkuat rangkaian kolaborasi sebelumnya, termasuk refleksi Sumpah Pemuda bersama KLH/BPLH dan gerakan penanaman pohon bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang semuanya mengarah pada tujuan yang sama: memulihkan kawasan hulu Puncak secara ilmiah, terukur, dan berkelanjutan.

Dalam kegiatan ini, pentingnya sinergi dan konsistensi dalam menjaga kelestarian alam ditegaskan oleh Chairman PT Eigerindo Multi Produk Industri, Ronny Lukito: “Melalui sinergi antara EIGER Adventure Land, KLH, para pakar, dan seluruh pemangku kepentingan, kami berupaya mengelola laju run-off dengan penanaman yang tepat, benar, dan masif. Penanaman pohon tegakan dan penutup tanah merupakan bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk menjaga keseimbangan lingkungan hulu. Biarkan alam ini tetap lestari.”
Dari sisi rekayasa lingkungan, pendekatan ilmiah menjadi dasar seluruh program restorasi. Yuli Suharnoto, Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB University, menjelaskan: “Hal terpenting dalam kegiatan penanaman adalah prinsip ‘the right tree, in the right place, for the right purpose.’ Karena itu, kajian geologi, kestabilan lereng, dan analisis curah hujan menjadi dasar. Prinsip ini diterapkan dengan baik oleh EIGER Adventure Land. Bersama Prof. Tukirin dan Rachmat Fajar Lubis dari BRIN, kami menyusun zonasi jenis tanaman yang mampu menahan air sekaligus mencegah bencana.” Dari perspektif tata kelola lingkungan, Roby Rohyadi, Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, menyampaikan dukungan terhadap pendekatan berbasis sains ini.
“EIGER telah menjalankan langkah sesuai arahan dan rekomendasi KLH, terutama dalam pengelolaan run-off dan pemulihan vegetasi. DLH Kabupaten Bogor akan memastikan pembinaan lingkungan yang terukur dan berbasis sains, agar rehabilitasi kawasan benar-benar efektif mengurangi risiko bencana,” ujarnya.
Pakar botani dan ekologi hutan tropis, Prof. Tukirin Partomihardjo, melihat bahwa kawasan ini memiliki potensi besar sebagai pusat konservasi dan edukasi.
“Pengembangan EIGER Adventure Land diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata,
tetapi juga pusat kepedulian lingkungan dengan melestarikan pohon-pohon langka melalui
pembangunan arboretum. Ini memberi peluang besar untuk edukasi generasi muda,” ujarnya.
Direktur Utama EIGER Adventure Land, Imanuel Wirajaya, menegaskan bahwa momen ini
menjadi simpul dari perjalanan panjang pemulihan kawasan: “Inilah titik di mana semua langkahkecil yang kita mulai akhirnya bertemu. Dari setiap penanaman yang pernah dilakukan, hari ini kita merangkainya menjadi satu harapan yang utuh: bahwa pemulihan alam bukan sekadar program, melainkan komitmen yang akan terus tumbuh bersama. Kolaborasi inilah yang memperkuat masa depan kawasan hulu, dan semua itu membutuhkan semangat untuk bergerak bersama.”
Dengan komitmen yang konsisten, kolaboratif, dan berbasis sains, EIGER Adventure Land memperkuat langkahnya menuju ekowisata berkelanjutan yang tidak hanya menghadirkan pengalaman alam, tetapi juga memulihkan fungsi ekologis kawasan Puncak.
Melalui pendekatan pentaheliks dengan melibatkan pemerintah, akademisi, pakar, komunitas, media, dan sektor swasta, pemulihan kawasan hulu diharapkan berdampak nyata bagi mitigasi bencana — untuk negeri, untuk bumi, dan untuk masa depan generasi. ***

