Bogordaily.net – Ratusan pasangan calon pengantin meluapkan kekecewaannya kepada wedding organizer (WO) milik Ayu Puspita, setelah jasa layanan pernikahan yang dijanjikan justru berujung pada dugaan penipuan dan kerugian besar.
Amarah ratusan korban memuncak pada Senin, 8 Desember 2025. Mereka mendatangi rumah Ayu di kawasan Jalan Beton, Kayu Putih, Jakarta Timur, berharap dapat memperoleh jawaban dan pertanggungjawaban atas pernikahan impian mereka yang gagal terlaksana.
“Sekitar 200 orang yang merupakan para korban berkumpul di kediaman terduga pelaku. Situasi sempat memanas karena massa menuntut pertanggungjawaban dari pihak wedding organizer,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Alfian Nurrizal.
Menyusul meningkatnya tensi massa, aparat kemudian bergerak cepat mengamankan Ayu Puspita beserta para stafnya untuk menghindari situasi yang semakin tidak terkendali. Polisi juga memastikan proses hukum berjalan sesuai ketentuan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, Ajun Komisaris Besar Polisi Onkoseno G Sukahar, mengonfirmasi penangkapan tersebut.
“Ada lima orang dari pihak WO itu sekarang lagi kita periksa. Iya termasuk (Ayu Puspita) dan staf-stafnya,” ucap Onkoseno, Senin 8 Desember 2025.
Hingga kini jumlah pelapor terus bertambah. Puluhan korban telah resmi mengajukan laporan dengan total kerugian yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Mayoritas korban adalah pasangan calon pengantin yang sudah membayar penuh biaya pernikahan untuk hari bahagia yang kini berubah menjadi trauma.
Siapa Ayu Puspita?
Ayu Puspita dikenal sebagai pemilik sekaligus pengelola sebuah wedding organizer yang cukup populer beberapa tahun terakhir.
WO yang dibangunnya menawarkan paket pernikahan lengkap mulai dari venue, dekorasi, katering, tata rias, perencanaan acara, hingga dokumentasi profesional.
Vendor yang dikelola Ayu bahkan kerap hadir dalam berbagai wedding fair di pusat perbelanjaan besar Jakarta, sehingga dipercaya banyak calon pengantin sebagai penyedia jasa pernikahan yang kredibel.
Namun seiring popularitasnya meningkat, masalah internal ternyata menggerogoti bisnis tersebut. Ayu sempat mengakui bahwa perusahaannya dilanda permasalahan manajemen keuangan serius.
Menurut pengakuannya, aliran dana dari klien baru digunakan untuk menutupi acara pernikahan klien sebelumnya sebuah pola keuangan yang rentan dan berbahaya jika tidak segera dihentikan.
Dengan nada menjanjikan, Ayu mengklaim siap memberikan solusi finansial kepada para kliennya.
Ia menjanjikan pengembalian dana 100 persen dalam waktu tiga minggu kepada calon pengantin yang batal menikah menggunakan jasanya.
Namun janji tersebut belum kunjung terealisasi hingga akhirnya masalah ini melebar menuju ranah hukum.
Polisi kini mendalami adanya dugaan tindakan penipuan dan penggelapan dana dalam bisnis WO tersebut. Tidak menutup kemungkinan jumlah korban maupun total kerugian akan terus bertambah seiring banyaknya laporan baru.
