Monday, 15 December 2025
HomeKota BogorSituasi Terkini Kasus Flu Babi di Kota Bogor

Situasi Terkini Kasus Flu Babi di Kota Bogor

Bogordaily.net- Sehubungan dengan adanya kasus flu babi di Dusun Datai, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Dinas Kesehatan Kota Bogor menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

Flu babi (swine influenza) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Influenza A yang awalnya berasal dari babi, terutama subtipe H1N1, tetapi dapat juga H1N2 atau H3N2.

Virus ini dulu banyak beredar pada populasi babi, namun beberapa strain mengalami mutasi sehingga mampu menginfeksi manusia dan menular antarmanusia seperti flu biasa.

Saat ini, istilah “flu babi” paling sering merujuk pada virus Influenza A/H1N1pdm09, yaitu virus yang menyebabkan pandemi influenza tahun 2009 dan sekarang sudah menjadi bagian dari flu musiman.

Pada manusia, penyakit ini umumnya menimbulkan gejala mirip influenza musiman, seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan kelelahan.

Namun, pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, serta individu dengan penyakit penyerta, infeksi dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih berat, termasuk pneumonia atau perburukan penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya.

Masa inkubasi flu babi berada pada rentang yang sama dengan influenza musiman, yaitu sekitar 1–4 hari, dengan rata-rata 2–3 hari. Pada periode ini, individu yang terinfeksi dapat mulai menularkan virus meskipun belum menunjukkan gejala.

Risiko penularan meningkat pada individu yang memiliki kontak erat dengan babi, baik di peternakan, fasilitas pemeliharaan, maupun tempat penjualan hewan.

Selain itu, lingkungan yang padat, kurang ventilasi, serta interaksi dekat dengan orang yang sedang mengalami gejala flu tanpa menggunakan pelindung diri turut memperbesar peluang penularan.

Virus dapat menyebar melalui percikan pernapasan saat batuk, bersin, atau berbicara, serta melalui kontak langsung dengan hewan atau permukaan yang terkontaminasi virus.

Beberapa strain virus influenza asal babi yang telah beradaptasi juga dapat menular antarmanusia dalam kondisi tertentu. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menegaskan bahwa flu babi tidak menular melalui konsumsi daging babi yang dimasak dengan benar.

Infeksi flu babi pada manusia umumnya menimbulkan gejala mirip flu musiman, namun pada sebagian kasus dapat berkembang menjadi berat. Risiko kesehatan meliputi:

Demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan kelelahan.

Pneumonia atau infeksi saluran pernapasan bawah pada kasus berat.

Perburukan penyakit kronis, seperti asma, penyakit jantung, atau diabetes.

Risiko lebih tinggi terjadi pada kelompok rentan, termasuk anak-anak, lansia, ibu hamil, dan individu dengan imunitas rendah.

Pengobatan flu babi secara umum mengikuti tata laksana influenza. Pada sebagian besar kasus, penyakit ini bersifat ringan hingga sedang dan dapat pulih dengan perawatan suportif di rumah.

Namun, pasien dengan gejala berat, kelompok berisiko tinggi, atau yang mengalami komplikasi memerlukan penanganan medis lebih lanjut.

Pencegahan flu babi dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun.

Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, menghindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit, menggunakan masker di fasilitas pelayanan kesehatan atau saat bergejala.

Menjaga daya tahan tubuh melalui istirahat dan nutrisi yang baik, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika muncul gejala mirip influenza untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Pelaksanaan surveilans penyakit influenza di Kota Bogor dipantau melalui aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) yang dilaporkan setiap minggunya oleh 22 Rumah Sakit dan 25 Puskesmas se-Kota Bogor melalui variabel penyakit Influenza Like Illness (ILI).

Situasi ILI Kota Bogor tahun 2025 sampai dengan minggu epidemiologi 47 total kasusnya adalah 2905 kasus. Berdasarkan analisis mingguan, kasus ILI di Kota Bogor menunjukkan fluktuasi mingguan dengan rata-rata 62 kasus/minggu, titik tertinggi terjadi pada Minggu 42 dengan 122 kasus, sementara kasus terendah tercatat pada Minggu 14 dengan 11 kasus.

Sampai dengan saat ini, Dinas Kesehatan Kota Bogor belum mendapatkan laporan atau menemukan kasus Flu Babi di Kota Bogor. Sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap penyakit Flu Babi, Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan upaya sebagai berikut :

Memantau tren kasus ILI melalui SKDR dan menghimbau kepada unit pelapor (Rumah Sakit dan Puskesmas) untuk segera melapor melalui menu EBS-SKDR jika ditemukan klaster penyakit infeksi pernafasan
Berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat terkait perkembangan informasi terkait kasus Flu Babi.

Memberikan promosi kesehatan terkait pencegahan penyakit influenza melalui media sosial dan Puskesmas.***

Muhammad Irfan Ramadan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here