Bogordaily.net – Tim Ekspedisi Patriot (TEP) IPB University secara resmi menyerahkan hasil penelitian yang menjadi rekomendasi strategis untuk pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara dalam rangka mempercepat pembangunan Kawasan Transmigrasi Tinanggea.
TEP merupakan program Kementerian Transmigrasi RI yang berkerjasama dengan 7 kampus utama mitra meliputi IPB University, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, dan Universitas Gadja Mada yang diikuti sebanyak 2.000 peneliti (dosen dan mahasiswa) yang terjun ke 154 wilayah transmigrasi. Ini merupakan inisiatif pemerintah untuk berkomitmen dalam pemerataan pembangunan dan mewujudkan Asta Cita Presiden.
TEP IPB University lokus Tinanggea beranggotakan lima akademisi yaitu, Mutiara Probokawuryan, Ricky Astawan, Eka Rindah Yani, Muh Arif Fitrah Cahyadi, dan Muallifah Shofiatun. Kajian ini telah dilaksanakan selama tiga bulan, terhitung mulai dari September hingga Desember 2025.
Kajian pada lokus Tinanggea ini memusatkan perhatian pada sektor perkebunan dan hilirisasi kelapa sebagai acuan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah Konsel dalam meningkatkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Transmigrasi Tinanggea.
Hasil Kajian dan rekomendasi secara resmi diserahkan oleh TEP IPB University kepada Kepala Dinas Transmigrasi dan Ketenagakerjaan (Disnakertrans) Konsel, Erna Yustiana, dalam kegiatan diseminasi akhir yang dilaksanakan di ruang rapat Kantor Bupati Konsel pada Jumat, 5 Desember 2025.
Perumusan rekomendasi ini bagian dari upaya untuk mendorong percepatan pembangunan kawasan transmigrasi Tinanggea. Dalam Diseminasi akhir turut terlibat TEP Universitas Indonesia (UI) dan TEP Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang juga memaparkan hasil kajiannya.
Sebelum penyerahan hasil kajian dan rekomendasi, Ketua TEP IPB University terlebih dahulu memaparkan temuan lapangan dan rekomendasi yang telah disusun oleh tim sebagai acuan strategis dalam mengoptimalkan potensi perkebunan kelapa di kawasan transmigrasi Tinanggea.
Kelapa adalah komoditas unggulan Tinanggea dengan produktivitas dan nilai ekonominya yang tinggi, namun pengembangannya masih terkendala rendahnya integrasi usaha, tanaman tua, serta keterbatasan modal dan teknologi. Sehingga diperlukan penguatan kelembagaan dan kemitraan dengan investor dalam rangka memanfaatkan peluang nilai tambah dari turunan kelapa dan mendorong pendapatan masyarakat lokal.
Erna Yustiana menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kontribusi ilmiah dari Ekspedisi Patriot.
Ia menegaskan bahwa hasil kajian tersebut tidak sekadar menjadi laporan, melainkan peta jalan yang terukur dan siap diimplementasikan. Menurutnya, rekomendasi yang dihasilkan akan menjadi instrumen penting bagi Pemerintah Daerah Konsel dalam merumuskan kebijakan, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat transmigrasi agar lebih maju, mandiri, dan berdaya saing, selaras dengan visi pembangunan daerah.***
