BOGORDAILY – Rembuk Kreatif atau disingkat ReKa, merupakan forum yang mewadahi seluruh pelaku ekonomi kreatif di Kota Bogor. Meliputi elemen pentahelix mulai dari akademisi, bisnis, komunitas pemerintah, dan media sebagai rekanan. Forum ini memiliki tujuan untuk saling mengenal dan bersilaturahmi antar pelaku kreatif yang akan berujung pada kolaborasi antar pelaku yang menghasilkan peningkatan rantai nilai. Harapannya dengan adanya forum ini, pendapatan daerah Kota Bogor bias meningkat, sehingga mensejahterakan masyarakat luas.
Kegiatan forum ini, sudah dimulai dari awal tahun 2020. Sebelum pandemi, ReKa mengadakan pertemuan yang saling mengenalkan kegiatan pelaku. Kegiatan Rembuk episode satu diadakan di Kopi Sani yang berlokasi di Jalan Raya Bogor Baru. Keunikan kegiatan ini, diadakan secara swadaya antar komunitas, dan dihadiri mulai dari Mabes Creative, Kisruhdotcom, Bogor Sketchers, PSN bamboo, Gerakan Seni Rupa Bogor, Bogor Ngariung serta Handayani Geulis Batik Bogor. Kegiatan utamanya adalah saling mengenalkan, dengan surprise format berupa silent event, dimana semua tamu menggunakan headphone agar mengurangi kebisingan dan lebih fokus terhadap presentasi profil yang dijabarkan. “Dari semua ide yang dikisahkan, ada benang merah yang sama yaitu, semua pelaku dan komunitas mencintai bogor dan mengekspresikan melalui perspektif, media, dan cara yang berbeda beda.” Ucap Georgian, selaku Ketum atau Ketua Tumbal dari forum ini.
ReKa sudah mulai berkolaborasi dengan pemerintah dan Wali Kota Bima Arya menyampaikan bahwa saat ini Kota Bogor perlu mempercepat langkah Pemerintah Kota (Pemkot), untuk membentuk Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) melalui Perwali atau SK. Pembentukan Komite Ekraf perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor untuk mempersiapkan pengelolaan Creative Hub. Hal ini disampaikan oleh Bima Arya saat menerima teman-teman dari Rembug Kreatif (Reka) Kota Bogor di Plaza Balai Kota Bogor pada Jumat (23/10/20).
Setelah berdiskusi, Wali Kota Bogor Bima Arya bersama Reka Bogor juga mengunjungi pembangunan Gedung Creative Hub yang berada di area Gedung Bakorwil. “Kita harap akhir Desember 2020 sudah rampung, saya akan koordinasi terus untuk memonitor perkembangannya agar kita bisa bersinergi dengan ruangan itu dan nanti Pemkot juga bisa membatu untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut,” ungkap Bima Arya. Kemudian, Bima juga berharap dengan adanya para pelaku Ekraf di Kota Bogor pada era pandemi ini tetap berkreasi, berkolaborasi untuk menciptakan peluang yang ada dan menyambut peluang yang ada.
“Tidak hanya di bidang ekonomi, tapi juga bidang lain bagaimana tetap berkesenian melakukan kegiatan kebudayaan dengan protokol kesehatan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketum Ekraf Kota Bogor sekaligus CEO Batik Bogor Handayani Geulis Georgian Marcello, turut bersyukur atas kegiatan silaturahim bersama Wali Kota Bogor.
“Dari segala proses yang sudah kita jalankan kita presentasikan ke Kang Bima Arya. Beliau mendukung tentang adanya komite meskipun memang butuh proses, tapi ini harus terus kita jalani agar kita bisa sama-sama mengembangkan Ekraf di Kota Bogor. Mengingat Kota Bogor sudah ketinggalan oleh kota lain dan kita perlu mengejarnya agar sama-sama bisa maju sesama pegiat Ekraf di Kota Bogor dan sesama pegiat Ekraf Kota Kabupaten se-Jawabarat,” paparnya.
Mengenai langkah Pemkot yang akan mempercepat pembentukan Komite di Kota Bogor, Georgian berharap Komite bisa berperan untuk memajukan Ekraf Kota Bogor. “Semoga SK dan forum Ekraf bisa segera ada dan kita bisa sama-sama saling bekerja sama untuk membangun kota Bogor melalui gerakan ekonomi kreatif,” tutupnya.
Pada 5-6 november 2020 Rembuk Kreatif (ReKa) diwakili oleh Georgian selaku Ketua Tumbal, menghadiri Rakornas ICCN, jejaring kota kreatif nasional, yang bertemakan Jeng Girat Obah Bareng! Atau bermakna bergegas bergerak bersama.
Acara ini diadakan di Banyuwangi dan dihadiri seluruh perwakilan forum dan komite kreatif Kota maupun Kabupaten di nusantara, secara daring maupun luring. Pak Bupati juga menyambut hangat seluruh perwakilan pelaku kreatif dari Nusantara tersebut.
“Alhamdulilah, pendapatan per kapita Kabupaten Banyuwangi meningkat dari 14 juta menjadi 51,8 juta, hal ini didongkrak oleh pergerakan sektor kreatif. Bukan industri yang meninggikan cerobong asap seolah mendorong pergerakan ekonomi namun sebenarnya mengganggu pemerataan pendapatan.” Ucap Azwar Anas, Selaku bupati yang sudah menjabat dua periode ini.
“Bangsa indonesia adalah bangsa yang besar bukan hanya dari kuantitas tapi jugakualitas” ujar Fiki Satari Ketua Umum ICCN. “Semoga dengan mewakili Bogor, bisa banyak belajar mendapatkan inspirasi yang akan ditularkan kepada kawan kawan di Kota” ucap Kang Jorji, sapaan akrab Pak KeTum. Berangkat mewakili Bogor, Kang Jorji berharap bisa mendapatkan insight untuk mengembangkan pelaku ekonomi kreatif di kotanya.