BOGORDAILY – Tadi siang saya pergi ski pertama kali dalam musim ini. Tidak jauh dari tempat tinggal kami, ada tempat di mana kami bisa “main” ski, hanya 5 menit naik mobil.
Belum tiba di lokasi saya sudah merasakan “keramaian” yang luar biasa. Hari ini cerah, matahari bersinar terang benderang, tidak ada awan sepotong pun di langit. Temperatur sekitar -4 tadi. Salju relatif baru, lunak, berbentuk bubuk (powdery) – ideal untuk bermain ski. Banyak mobil parkir di sekitar lokasi, bahkan meluber ke tempat-tempat yang tidak biasa.
Saya pergi ski dengan anak perempuan saya. Istri saya ikut, tetapi beliau tidak bisa ski, jadi statusnya “jalan-jalan” dengan anjing peliharaan kami, Kenzo.
Turun dari mobil, kami menyiapkan peralatan ski kami, dan langsung menuju ke titik permulaan lintasan. Ramai orang di sana, ada yang sudah selesai, ada juga yang baru mulai seperti kami. Tidak ada loket, jadi tidak perlu bayar, karena lintasan ski adalah bagian dari alam, milik semua orang.
Karena ramai, kami menunggu sampai orang-orang yang di depan kami berkurang. Semua orang tampak bersemangat, tua muda, besar kecil, mulai dari bayi yang ditarik di dalam kereta salju, sampai kakek nenek yang sudah keriput. Tidak sedikit anjing peliharaan pun ikut dalam kelompok mereka.
Ski adalah bagian dari kehidupan orang Norwegia, seperti bulutangkis untuk orang Indonesia. Ada pepatah yang mengatakan bahwa orang Norwegia terlahir dengan ski di kakinya. Mereka sering menjadi juara dalam berbagai cabang olah raga ini. Hampir semua orang Norwegia bisa ski.
Pada dasarnya kami mengenal dua jenis ski: ‘cross country’ dan ‘downhill’. Kebanyakan orang memiliki jenis ski yang pertama. ‘Cross country’ ski itu seperti pelengkap sepatu di saat musim dingin. Dan, orang bisa melakukan ‘cross country’ ski hampir di mana saja di Norwegia. Hal ini seperti layaknya orang ‘hiking’ atau jalan-jalan ke alam. Sedangkan ‘downhill’ ski ini perlu lokasi yang khusus dan perlu fasilitas yang tidak murah, seperti lift. Jenis ski ini yang populer di Swiss and Austria, biasanya hanya bisa dilakukan di lokasi resort. Sekarang ski model ini juga populer di Norwegia.
Untuk membeli peralatan ski di sini tidak terlalu mahal. Hampir selalu ada penawaran khusus dari toko-toko yang ada. Saat ini, dengan modal kurang lebih 3500 kroner (Rp. 5.7 juta) anda sudah mendapatkan satu set ‘cross country’ ski dengan kualitas yang baik. Bagi kebanyakan orang lokal biaya ini dianggap investasi. Peralatan ski yang baik bisa bertahan sampai 10 tahun.
Ada alternatif lain, yaitu dari pasar barang bekas. Kalau kita mau mencari, banyak orang yang menjual peralatan ski mereka dengan harga miring. Saya membeli peralatan ski kami dari ‘loppe market’ (pasar loak) dengan harga yang sangat murah, 100 – 200 kroner saja per set (Rp. 150 ribu – 300 ribu).
Alternatif lain yang juga bisa ditempuh, adalah pinjam. Tidak sedikit organisasi atau institusi di Norwegia yang menawarkan jasa peminjaman alat ski. Ada yang berbayar, ada yang gratis total (mungkin dengan uang jaminan).
Intinya, berat di ongkos tidak perlu menghalangi orang untuk pergi ski di Norwegia.
Nah, untuk bisa ski, itu cerita lain. Memang butuh latihan dan keberanian. Buat saya, ski itu antara jalan kaki dengan bermain sepatu roda. Saya “dipaksa” belajar ski, karena waktu kecil anak saya ikut kegiatan ekstra kurikuler yang mengharuskan dia pergi ski di mana orang tuanya ‘harus’ mengikuti. Untungnya saya cukup cepat belajar. Sejak belajar ski, saya baru tahu betapa orang Norwegia itu cinta dengan alamnya, seperti orang Indonesia dengan mall-nya.
Cukup menyenangkan ski hari ini, cukup banyak keringat yang kami keluarkan. Bertemu dengan banyak orang. Hanya saja, saya “lupa” membawa wax (lilin) untuk ski kami, jadi bermain ski-nya kurang optimal (tapi informasi tentang ini untuk lain hari saja).
VR, tinggal di Norwegia.
Lahir dan besar di Bogor.