Bogordaily.net – Rencana Pemerintah melakukan vaksinisasi sebagai bentuk upaya yang diharapkan mampu untuk dapat mengurangi resiko terpapar & kematian akibat pandemi Covid-19. Namun sepertinya kegiatan ini baru akan mulai intensif di kuartal kedua tahun 2021, semua itu dikarenakan adanya keterlambatan supply vaksin dan effektifitasnya pun baru akan terasa paling cepat akhir tahun 2022. Hal ini dapat mempengaruhi target pertumbuhan ekonomi 5 persen
Dengan keterlambatan vaksinasi tersebut walaupun dibantu dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sulit untuk mengharapkan ekonomi akan segera membaik di tahun 2021. Sebelum pandemi saja pendapatan rata – rata negara adalah 5,1% maka tidak semudah dipikirkan tahun 2021 ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,5%. Melihat kondisi realitas yang ada, diperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 hanya tumbuh minus 2 persen.
Bahkan jika di lihat sejak saat krisis ekonomi tahun 1998, pertumbuhan kredit negara saat ini terendah, pada bulan November 2020 mencapai -1,39%,” kata Rizal Ramli, dalam wall pribadinya yang dikutip bogordaily.net.
Jika keseimbangan primer negatifnya semakin besar artinya hanya bisa untuk membayar bunga utang, namun harus meminjam lebih besar lagi dengan bunga yang lebih tinggi dari negara-negara yang ratingnya lebih rendah dari RI.
Pemerintah terus menggenjot anggaran insfrastruktur dari 281 triliun pada tahun 2020 naik jadi 417 triliun di tahun 2021, salah satunya dengan mengurangi anggaran pandemi dari 212 triliun di tahu 2020 dikurangi jadi 169 triliun di tahun2021.
Jika pemerintah fokus dan menetapkan prioritas untuk menangani pengeluaran untuk golongan bawah diberikan melalui transfer langsung via perbankan, seperti yang dianjurkan RR sejak Maret 2020. Ada harapan ekonomi negara bisa tumbuh 2%-an tahun 2021.***