Sunday, 12 May 2024
HomeBeritaHarga Kedelai Terus Melonjak Tak Terkendali, PSI Tagih Janji Kementan

Harga Kedelai Terus Melonjak Tak Terkendali, PSI Tagih Janji Kementan

Bogordaily.net – Partai Solidaritas Indonesia () menagih janji Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) merealisasikan penurunan yang semakin tidak terkendali.

Penurunan harga ini dianggap sangat mendesak untuk kelangsungan usaha perajin tempe tahu sekaligus menjaga agar harga tempe dan tahu tetap terjangkau oleh masyarakat kebanyakan.

Pada awal tahun, sekitar 160 ribu perajin tempe tahu melakukan mogok produksi karena dari biasanya Rp6.500/kg naik menjadi Rp 9.200 hingga Rp 9.400.

Setelah aksi mogok itu, Kementan menyatakan akan mengupayakan turun menjadi Rp 8.500/kg.

“Awal tahun ini, pasca perajin tempe tahu mogok, pemerintah melalui Kementan menyatakan menurunkan harga kedelai menjadi Rp8.500 per kilogram. Tapi saat ini dari laporan kader-kader di berbagai wilayah, harga kedelai justru melonjak menjadi Rp10.000 per kilogram,” ujar Juru Bicara , Kokok Dirgantoro, Senin 15 Maret 2021.

“Kenaikan harga kedelai yang drastis ini tidak hanya memukul perajin, namun juga konsumen terutama menengah bawah. Ekonomi yang berputar di bawah terkena langsung seperti tukang gorengan dan pemilik warung kecil,” tambahnya.

Dalam kondisi perekonomian yang sedang terpengaruh pandemi, pendapatan masyarakat mengalami penurunan, tempe dan tahu adalah sumber protein yang menjadi andalan masyarakat terutama dalam kondisi ekonomi yang sulit.

“Jangan sampai timbul impresi karena ini pengusaha kecil dan konsumennya masyarakat kecil, maka urusan tempe tahu ini dikecilkan. Saudara-saudara kita perajin tempe se-Indonesia juga butuh perhatian. Mereka bekerja keras menyediakan pasokan protein yang terjangkau untuk rakyat. Sudah selayaknya mendapat perhatian yang serius,” ucapnya.

Kokok menambahkan, kader-kader di daerah banyak mendapat keluhan dari perajin tempe dan tahu, perajin kebingungan untuk menyiasati harga kedelai yang terus-menerus mengalami kenaikan.

Ukuran tempe dan tahu sudah dikecilkan, dan sebagian menaikkan harga. Beberapa perajin juga mengurangi produksi karena harga kedelai yang kian tinggi.

Akibat ukuran yang mengecil dan harga yang terpaksa dinaikkan, di beberapa daerah perajin mengeluhkan produksinya banyak tersisa sehingga harus dibagikan secara gratis.

“Padahal jumlah produksinya sendiri sudah diturunkan secara signifikan sejak harga kedelai melonjak,” jelasnya.

Karena itu, meminta agar pemerintah benar-benar serius mengamankan pasokan dan harga kedelai agar produksi tempe dapat belanjut.

“Pemerintah tidak perlu ragu menindak para pelaku yang mengambil keuntungan secara tidak fair dari situasi kelangkaan kedelai saat ini,” tegasnya.

Pada Januari lalu, telah meminta pemerintah lebih serius mengamankan pasokan dan harga kedelai agar produksi tempe bisa terjaga.

“Kami sangat prihatin dengan kenaikan harga kedelai yang luar biasa. Tempe dan tahu banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, sumber protein yang terjangkau orang banyak. Karena itu, perlu ada campur tangan pemerintah sehingga pasokan dan harga kedelai kembali normal,” kata Direktur Eksekutif DPP , Andy Budiman, dalam konferensi pers virtual, Kamis 7 Januari 2021.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here