Bogordaily.net – Ekonom Seninor Indonesia Rizal Ramli katakan Habibie dan Gus Dur sangat demokratis sejak dari dalam diri dalam acara Bang Arif Channel yang ditayangkan oleh Forum News Network.
Rizal Ramli bicara tentang sosok Presiden BJ Habibie dan Gus Dur, dan mengatakan bahwa kedua presiden tersebut sangat demokratis.
Pasalnya, kata Mantan Menko Perekonomian itu, keduanya telah lama hidup di luar negeri. Kerena itu, mereka menganggap kritik sebagai hal yang normal dalam kehidupan berdemokrasi.
“Keduanya tenang saja ketika dikritik bahkan Habibie lebih banyak di luar negeri, dia membaca koran bahasa Jerman dan malam nonton CNN dan Gus Dur juga demikian. Dia cuek saja dengan kritikan. Tidak mikirin, emang gue pikirin,” kata Rizal Ramli.
Menurut Rizal keduanya sangat demokratis karena mulai di dalam dirinya.
“Keduanya sangat demokratis sampai di dalam dirinya,” ujarnya.
Kemudian, Rizal Ramli berbicara tentang partai politik di dalam negeri terkait pengelolaan partai politik karena sangat ditentukan oleh ketua umumnya, karena ketua umum partai berhak melakukan recall terhadap anggota DPR.
“Saat ini, ketua umum partai politik sangat berkuasa karena dia bisa merecall anggota DPR. Padahal yang berhal merecall anggota DPR itu adalah pemilih di daerah pemilihan atau juga kalau terlibat kasus kriminal,” ujar Rizal Ramli.
Karena itu, katanya, jika dipercaya memimpin negeri ini, Rizal Ramli akan mengubah partai politik agar menjadi demokratis.
Dia mengatakan, saat ini, orang dengan mudah mengendalikan partai politik dengan cara memegang ketua umumnya.
“Jadi, gampang saja menggenggam anggota DPR yaitu dengan cara pegang ketua umumnya. Mereka semua seperti PNS saja,” ujarnya.
Selain itu, jika dirinya dipercaya oleh rakyat Indonesia, hal yang akan dilakukan oleh Rizal Ramli yaitu menjadikan partai politik demokratis.
Untuk itu, katanya, dia akan mengaggarkan Rp 30 triliun untuk membiayai kehidupan partai politik.
“Karena itu nanti saya siapkan Rp 30 triliun untuk membiayai partai politik sehingga mereka tidak perlu ikut cari uang, tidak perlu cari bandar. Kita ikut seperti negara eropah yang mengelola partainya secara demokratis,” ujarnya.
Rizal Ramli mengatakan, demokrasi yang dipraktekkan saya ini adalah “demokrasi kriminal”.
Karena para calon pejabat, mulai dari tingkat lokal sampai tingkat nasional selalu diminta untuk mengumpulkan duit bagi pencalonannya. Adv