Bogordaily.net – Biennale Bogor Parkinson Meeting 2021 telah dilaksanakan dengan sukses, pada Sabtu 10-11 dan 17-18 April 2021 di Bogor Senior Hospital.
Acara tersebut dihadiri oleh ratusan peserta secara virtual, yang didominasi dokter bidang syaraf untuk membahas tuntas mengenai parkinson lebih dalam.
Seksi Acara Biennale Bogor Parkinson Meeting 2021 dr. Ashalia Chandra Dewi SpS mengungkapkan, saat ini di Indonesia untuk jumlah yang terkena penyakit parkinson kurang jelas jumlah pastinya, namun dari data WHO yang ada di internet yang terkena parkinson di Indonesia sekitar 800.000 ribu orang.
“Data tertulisnya sih saya kurang mengikuti, karena penyakit ini dibilang jarang tidak juga, bahkan akhir-akhir ini banyak kasusnya. Kalo dari data WHO yang ada di internet sih di Indonesia ada 800 ribu yang terkena parkinson,” ujarnya.
Dengan adanya data tersebut yang sangat fantastis jumlahnya, acara Biennale Bogor Parkinson Meeting 2021 ini lah menjadi movement untuk mengatasi hal tersebut.
Penyakit parkinson ini biasanya dialami seseorang yang sudah di atas umur 65 tahun (Lansia), tidak dikategorikan penyakit yang sangat emergency, parkinson masih bisa di evaluasi dengan berobat poli syaraf.
Beberapa gejala yang terjadi seperti Tremor, Rigidity atau kekakuan pada anggota gerak, gejala seperti ini terkadang pasien sering terlambat untuk mendapatkan penanganan.
Karena jika penderita parkinson di awal gejala hanya berupa gemetaran, namun penderita masih bisa melakukan mobilitas sehari-hari.
Gejala yang sering terjadi bagi para penderita parkinson yaitu yang pertama Tremor, tremor biasanya dimulai pada salah satu sisi tubuh anggota tubuh biasanya tangan dan jari.
Kedua, yaitu gejala Rigidity atau sering disebut dengan kakunya anggota tubuh dalam bergerak.
Ketiga, Akinesia atau dikenal dengan kesulitas untuk memulai gerakan, serta lambat dalam gerakan nya.
Terakhir, problem dengan keseimbangan biasanya saat badan kita mencoba berputar.
dr. Ashalia Chandra Dewi Sp.S berpesan kepada masyarakat, apabila mengalami gejala-gejala parkinson sebaiknya ke dokter untuk dicek agar tidak terjadi keterlambatan dalam penanganan.
“Dengan harapan dari acara Biennale Bogor Parkinson Meeting 2021, masyarakat bisa lebih teredukasi serta sadar dengan penyakit parkinson,” tutup dr. Ashalia. Adv