Bogordaily.net – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak seluruh masyarakat serta berbagai pihak untuk berinovasi dan melakukan terobosan dalam menangani pandemi Covid-19.
Pemerintah menyadari bahwa, penanganan pandemi Covid-19 tidak dapat dilakukan secara sektoral ataupun dengan cara yang biasa.
“Kita butuh inovasi dan terobosan baru yang dilakukan secara kolaboratif oleh berbagai pihak, termasuk juga unsur akademisi, organisasi dan juga tokoh masyarakat, badan usaha, media dan insan pers, serta berbagai elemen masyarakat,” kata Ma’ruf dalam siaran persnya saat penganugerahan Merdeka Award secara virtual.
Dia juga menjelaskan, sepanjang 2020 lalu, upaya-upaya kolaboratif untuk menangani pandemi Covid-19 melibatkan berbagai pemangku kepentingan tidak hanya di kota, tetapi juga menjangkau kampung dan desa di berbagai daerah.
Menurutnya, pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah memberi dampak yang sangat signifikan di berbagai aspek kehidupan, mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, hingga sosial.
Oleh karena itu, semangat menggali ide, berinovasi, dan juga kreativitas dalam menghadapi pandemi ini tidak boleh berhenti.
Dia sangat berharap berbagai inovasi baru berhasil diciptakan anak bangsa, untuk menjawab tantangan zaman.
Selama pandemi, interaksi fisik dibatasi oleh protokol kesehatan, namun dengan adanya teknologi digital terbukti mampu beradaptasi dengan memanfaatkan aktivitas ekonomi, pendidikan, dan sosial secara virtual.
Hal ini tercermin dari statistik pertumbuhan sektor informatika dan komunikasi yang tetap konsisten bertumbuh dua digit, sebesar 10,83 persen pada kuartal II dan 10,61 persen pada kuartal III tahun 2020 sebagaimana data Badan Pusat Statistik (BPS).
Di sisi lain, muncul tantangan terkait kesiapan infrastruktur dan ekosistem digital, serta sumber daya manusia (SDM) dalam memanfaatkan peluang dari transformasi digital tersebut.
“Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengupayakan agar pemenuhan infrastruktur telekomunikasi di seluruh 83.218 desa/kelurahan di Indonesia dapat terselesaikan pada akhir 2022,” katanya.
Sementara dari sisi pembangunan SDM Wapres mengatakan bahwa, Pemerintah telah menyediakan berbagai program kecakapan SDM Indonesia, seperti Kartu Prakerja dan Digital Talent Scholarship.
Adapun tantangan berikutnya adalah penyesuaian pola kerja dalam menghadapi pandemi, data BPS per 1 Juni 2020 menunjukkan bahwa sebanyak 73,85 persen kantor menerapkan kebijakan bekerja dari rumah secara penuh, maupun parsial guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Wapres menilai, apabila pola kerja seperti ini dinilai produktif dan menguntungkan, maka ke depan bisa terus dipertahankan.
Namun, pastinya terdapat banyak aspek yang perlu dipertimbangkan juga apabila pola seperti ini terus dilanjutkan.
“Pola bekerja dari rumah memiliki tantangan tersendiri, baik bagi pekerja maupun pemberi kerja, seperti aspek monitoring, keamanan data, produktivitas kerja, dan efektivitas komunikasi,” tutupnya.***