Wednesday, 1 May 2024
HomeBeritaYuk Waspadai Penyebab Keguguran Saat Hamil bersama Rs Azra

Yuk Waspadai Penyebab Keguguran Saat Hamil bersama Rs Azra

Bogordaily.net – Sebenarnya mengapa seorang ibu bisa keguguran ? Yu kenali saat hamil bersama Rumah Sakit (RS) Azra Bogor.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang berpraktik di Dr. Elsina K Pietersz Sp.OG akan menjelaskannya.

“Keguguran adalah terhentinya proses kehamilan dibawah 20 minggu usia kehamilan, angka kejadian keguguran +- 8-20% dari total kehamilan dan 80% keguguran terjadi pada usia kehamilan dibawah 12 minggu,” ucap Dr. Elsina K Pietersz Sp.OG.

Adapun penyebab yang dapat melatarbelakangi terjadinya keguguran, sehingga sulit mengatakan secara pasti .

“Beberapa penelitian menyebutkan penyebab terjadinya keguguran seperti, kelainan kromosom ditemukan pada hampir 40% kasus keguguran,
kondisi diabetes yang tidak terkontrol, masalah struktur di saluran reproduksi seperti mioma, pulip,” ujarnya.

Lalu, penggunaan obat-obat tertentu saat hamil, infeksi yang terjadi pada awal kehamilan, dan penyakit autoimun.

“Beberapa faktor risiko keguguran yang meningkatkan risiko terjadinya keguguran yaitu, usia ibu diatas 35 tahun, merokok, alcohol, demam, riwayat keguguran pada kehamilan sebelumnya, dan trauma atau benturan pada perut,” jelasnya.

Kenali gejala dan tanda keguguran yang paling sering dikeluhkan adalah perdarahan pervagina dan nyeri perut di awal kehamilan, walaupun kedua gejala tersebut sering juga terjadi pada kehamilan normal.

berdasarkan keluhan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan USG dibedakan menjadi, keguguran yang mengancam.

Ibu mengeluhkan perdarahan pervagina, biasanya tanpa nyeri perut pada pemeriksaan mulut Rahim masih tertutup dan pada pemeriksaan USG didapatkan kantung kehamilan dan mudigah masih baik.

Pada kondisi ini biasanya kehamilan masih dapat dipertahankan jika tidak berkelanjutan, bahkan keguguran yang tidak dapat dihindarkan.

“Jika Ibu mengeluh perdarahan banyak dan nyeri perut, pada pemeriksaan mulut rahim sudah terbuka. Pada kondisi ini, kehamilan sulit dipertahankan,” paparnya.

Dan keguguran incomplete, pada kondisi ini sebagian jaringan sudah keluar dari rahim, tetapi masih belum sempurna, biasanya plasenta masih tertinggal dalam rahim.

Adapun keguguran complete yang merupakan diagnosis keguguran ditegakkan dari keluhan pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan USG.

Pemeriksaan USG akan memperlihatkan kondisi janin, denyut jantung janin, gerakan janin, dan ukuran janin apakah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak.

Ada tiga pilihan tergantung , yakni observasi biasa pada kasus keguguran complete tidak memerlukan terapi/obat apapun asalkan tanda vital baik dan tidak ada tanda infeksi.

Dilanjutkan dengan pemberian obat, pada kasus keguguran yang incomplete, bisa di coba pemberian obat untuk menstimulasi kontraksi rahim agar dapat mengeluarkan sisa jaringan.

Pilihan kuretase dilakukan pada kondisi emergency (perdarahan banyak, ada tanda infeksi, dan pada kondisi ibu tidak stabil), atau pada kondisi ibu memilih untuk tidak mau menunggu ekspulsi spontan.

“Pasca keguguran, sebaiknya ibu menunda hubungan seksual selama +- 2 minggu, dan direkomendasikan untuk menunda hamil +- 3 bulan setelah keguguran untuk mengevaluasi adakah kondisi ibu yang perlu diperbaiki / dikoreksi untuk mencegah terjadinya keguguran berulang,” ungkap Dr. Elsina K Pietersz Sp.OG.

Pemulihan mental ibu perlu diperhatikan untuk menghindari kondisi depresi yang berkelanjutan, dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan kehamilan sejak dini secara teratur difasilitas kesehatan sangat penting dilakukan.

Karena dapat mengetahui perkembangan janin dan kesehatan ibu serta mendeteksi adanya tanda bahaya sehingga dapat segara ditangani.Adv

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here