Bogordaily.net – Sebutan wartawan ‘bodrek’ yang kerap kali tingkahnya mengganggu kinerja kepala desa sempat diungkapkan oleh Bupati Bogor. Namun, hal tersebut justru membuat budayawan Rd Ace Sumanta berkomentar.
Mwnanggapi hal itu, budayawan dan sastrawan, Rd Ace Sumanta memaparkan bahwa hal tersebut berkaitan dalam penggunaan kata istilah, yang bersifat sindiran maupun yang bersifat sanjungan.
“Penggunaan kata istilah yang bersifat sindiran sebaiknya tidak dilekatkan dengan kata profesi atau kelembagaan supaya tidak menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat,” ujar Rd Ace Sumanta pada Jumat, 18 Juni 2021 dikutip dari Situs Bogor.
Rd Ace Sumanta juga mengatakan bahwa, konteks perilaku itu termasuk ke ranah pekerjaan dan sikap.
Sedangkan wartawan adalah profesi yang mulia dan tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan, yang membutuhkan banyak disiplin ilmu tidak hanya ilmu jurnalistik
“Sah-sah saja investigasi dalam mengungkap kebenaran. Begitu juga kenapa harus takut Kepala Desa jika memang benar dan sesuai prosedur dan transparan,” ucap Rd Ace Sumanta.
Kemudian ia menambahkan, tentunya analisis wartawan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sudah mengetahui tidak sedikit oknum di desa yang memainkan anggaran, dan pekerjaan tidak sesuai dengan aturan dan prosedur.
“Kurang tepat jika Ade Yasin selaku Bupati Bogor menuding dengan mengatakan istilah ‘Bodrek atau Bodong’. Sebaiknya harus bersama-sama saling evaluasi. Ini tugas Dinas Kominfo atau Humas supaya sinergitas dapat terbangun tanpa membedakan profesi atau media massa,” ungkapnya.
Rd Ace Sumanta yang pernah mengenyam pendidikan Jurnalistik tersebut mengungkapkan hal terkait wartawan ‘bodrek’ dengan maksud untuk meredam polemik agar tidak berkepanjangan, pasca Ade Yasin selalu Bupati Bogor melontarkan pernyataan “wartawan bodrek” dihadapan publik saat kegiatan Rebo Keliling pada Rabu, 16 Juni 2021.***