Bogordaily.net – Kasus Covid 19 dan Gejalanya Seperti yang kita ketahui bahwa sudah 1,5 tahun ini dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Berdasarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyatakan bahwa asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019.
Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui droplet dan kontak langsung dengan benda-benda yang telah terpapar virus.
Virus Covid 19 telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara . Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik. Hingga tanggal 12 Agustus 2021 , terdapat 204.735.347 juta kasus dan 4.324.587 jumlah kematian di seluruh dunia. Secara nasional pemerintah Indonesia telah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Covid 19 sebagai Bencana Nasional. Di Indonesia sudah ditetapkan 3.749.446 kasus dengan positif COVID-19 dan 112.198 kasus kematian.
Covid 19 merupakan penyakit yang disebabkan Novel Coronavirus (2019-nCov) atau yang dinamakan SARS-CoV2 yang merupakan virus jenis baru dan belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gejala sesorang terinfeksi virus Covid 19 yaitu selain demam, timbul batuk disertai sakit tenggorokan, kehilangan penciuman dan rasa, dirasakan pula seluruh otot badan nyeri. Terdapat pula keluhan diare dan mual bagi beberapa orang yang tertular virus covid 19 ini. Gejala khas lainnya yang muncul adalah sesak napas hingga pada kasus berat menyebabkan penemonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal bahkan kematian.
Lanjut Usia Kelompok Umur Rawan Terinfeksi Covid
Lanjut Usia (lansia) merupakan sebuah siklus hidup manusia yang hampir pasti akan dialami setiap orang. Lanjut usia yang biasanya disingkat Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (menurut PP RI no 43 tahun 2004). Lansia dikelompokkan menjadi tiga : Pralansia (50-64 tahun), Lansia muda (65-80) dan Lansia lanjut lebih dari 80 tahun (menurut PMK no 28 tahun 2019).
Virus covid 19 dapat menyerang semua kelompok umur, tanpa pandang bulu. Mulai dari bayi, anak -anak, orang dewasa, dan termasuk kelompok lansia. Kelompok lansia merupakan kelompok rentan yang memiliki mobilitas dan mortalitas tinggi dalam pandemic Covid 19.
Bagi pasien covid 19 yang berusia lanjut usia dan memiliki komorbid keluhan yang disebabkan karena paparan varian delta ini akan memperberat gejala yang timbul. Melansir data covid19.go.id diketahui bahwa pasien positif covid 19 dengan usia mulai dari 60 tahun ke atas memiliki risiko tertinggi kematian terutama pada lansia laki-laki.
Berdasarkan data diperoleh bahwa dari 9.250 pasien atau 11.88% lansia dengan usia mulai dari 60 tahun keatas meninggal.
Lansia perlu menjaga dari infeksi covid 19 karena kelompok lansia merupakan kelompok yang paling rentan. Bagaimana cara lansia untuk menjaga untuk dapat terhindar dari infeksi covid 19 yaitu menerapkan protokol kesehatan jangan bosan mengingatkan lansia untuk rajin cuci tangan, memakai masker dan menjaga Jarak. Serta kelompok lansia perlu mendapat vaksinasi dan menurut WHO selain tenaga kesehatan kelompok lansia merupakan kelompok prioritas yang mendapatkan vaksinasi covid 19.
• Prinsip Gizi Seimbang Bagi Pasien Lansia
Untuk menjaga imunitas tubuh dari paparan infeksi covid protein harus cukup menerapkan prinsip gizi seimbang, makanan harus cukup dengan komposisi terdapat makanan karbohidrat, protein dan lemak.
Penuhi komposisi karbohidrat sebesar 50-60% dari total energi , Protein 15-20% dari energi total dan lemak 20-25%. Selain itu dapat pula menggunakan pembagian komposisi zat gizi dengan menggunakan “Piring Sehatku” dalam sekali makan. Dalam piring sehatku diatur pembagian makanan pokok sebagai sumber energi yang dapat dipenuhi dari 150 gr nasi (3 centong nasi) atau penukarnya seperti 3 buah sedang kentang (300 gr) atau ½ gelas mie kering (75 gr). Lauk pauk sebagai menu yang juga harus terdapat dalam piring yang terbagi dari lauk hewani dan lauk nabati. Sumber makanan lauk hewani dapat diperoleh dari 75 gr ikan kembung, atau 2 potong sedang ayam tanpa kulit atau atau setara dengan 1 butir telur ayam ukuran sedang (55 gr). Selain itu lauk hewani didapatkan juga dari 2 potong daging sapi sedang (70gr).
Selanjutnya dalam piring sehatku juga harus terdapat lauk nabati yang dapat bersumber dari 2 potong tempe (50gr) atau 1 potong tahu ukuran 110 gr. Sayuran dan buah-buahan juga bahan makanan yang harus dikonsumi dalam prinsip piring sehatku. Porsi sayuran yang dianjurkan adalah 1 mangkok sedang sedangkan porsi buah sebanyak 2 potong sedang yang setara dengan 2 buah jeruk (110 gr) atau 1 buah pisang ambon 950 gr).
Disamping zat gizi makro yang harus dipenuhi dapam isi piring sehatku, untuk menjaga dan mempertahankan imunitas tubuh lansia dimasa pandemic covid 19 juga dibutuhkan makanan yang kaya akan zat gizi mikro. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral, yaitu terdiri dari vitamin c, vitamin D, vitamin E, Selenium, Zink dan Zat besi. Vitamin C dan E berguna sebagai antioksidan dan imunitas tubuh. Sedangkan vitamin D berguna untuk kesehatan tulang. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia dapat dipenuhi dari berbagai macam sayuran dan buah buahan berwarna seperti jeruk, pepaya, pisang, tomat, dan lainnya. Wortel dan brokoli sumber sayuran yang kaya akan vitamin A dan Vitamin B. Sumber zat besi, zink dan selenium dapat diperoleh dari lauk hewani seperti daging merah, ikan dan susu.
Hal lain yang tidak kalah penting untuk menjaga imunitas lansia adalah kebutuhan air. Jumlah cairan tubuh akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia, sehingga bagi lansia akan berisiko mengalami dehidrasi. Sebagai panduan kebutuhan air minum minimal 1500 ml atau setara dengan 8 gelas air per hari.
Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam penyedian menu gizi seimbang bagi lansia adalah :
√ Seiring dengan makin berkurangnya fungsi gigi geligi sebaiknya makanan diolah dengan tekstur yang lunak dengan cara dikukus, direbus atau dipanggang.
√ Kurangi makanan gorengan, hal ini dikarenakan fungsi metabolimes lemak sudah berkurang.
√ Tentukan jadwal makan secara teratur. Sebagai contoh konsumsi makanan setiap 3 jam, jika sarapan mulai pukul 6 pagi, selanjutkan konsumsi maanan selingan atau snack time pada pukul 9 pagi, makan siang pukul 12, selingan sore pukul 3 sore dan makan malam pukul 6 malam dan terakhir konsumsi selingan pada pukul 9 malam.
Mengutip Anjuran konsumsi gula, garam dan minyak dari Kemenkes adalah. Kurangi asupan gula, garam dan lemak sesuai dengan anjuran yaitu konsumi 4 sendok makan per hari, garam 1 sendok teh per hari dan lemak atau minyak 5 sendok makan per hari.
Anjuran Olahraga Bagi Lansia Selama Pandemi
Untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya lansia disarankan untuk tetap berolahraga secara rutin meskipun di masa pandemic seperti sekarang ini. Namun sebaiknya tetap dikonsultasikan dahulu dengan dokter apakah kondisi nya memungkinkan untuk berolahraga.
Olahraga yang disarankan untuk lansia dimasa pandemic ini adalah berjalan kaki ringan frekuensi 2-3 kali dalam seminggu selama 30 menit.
Jika lansia memiliki berat badan lebih atau termasuk obesitas, lansia diharapkan untuk memantau berat badan secara rutin. Berat badan lebih dan atau obesitas sebagai fakor risiko yang dapat memperburuk gejala covid 19 pada lansia. Lansia juga harus terhindar dari stress, terapkan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat. **** ADV.
Oleh:
Rini Siti Haerani SP, MARS
Referensi
Kemenkes.2020. panduan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia Pada Era Pandemi Covid 19.
Kemenkes RI, 2020. Panduan Pelayanan Gizi dan Dietetik Di Rumah Sakit Darurat Dalam Penanganan Pandemik Covid-19
Kemenkes RI, 2012. Pedoman pelayanan gizi lansia
Kemenkes RI. 2018. Isi Piringku Sekali Makan.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2020). Panduan Praktik Klinis: Pneumonia 2019-nCoV. PDPI: Jakarta
****ADV.