Bogordaily.net – Masyarakat di dunia dikejutkan dengan downnya aplikasi WhatsApp, Instagram dan Facebook. Insiden tersebut terjadi Sejak Senin malam 4 Oktober 2021, sejak pukul 23.00 WIB dan berlangsung selama enam jam.
Kendati demikian, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengungkapkan kalau produk sosial media miliknya itu kini layanannya sudah pulih.
“Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger kini kembali online,” ujar Zuckerberg di akun Facebooknya.
Dengan tumbangnya layanan ketiga produk sosial media miliknya itu, suami dari Priscilla Chan itu menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penggunanya di dunia yang terdampak akibat peristiwa tersebut.
“Maaf atas gangguan hari ini — Saya tahu betapa Anda mengandalkan layanan kami untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang Anda sayangi.” katanya.
Kehilangan Rp 85,6 Triliun
Tumbangnya ketiga produk sosial media miliknya, ternyata dibarengi dengan merosotnya kekayaan dari Zuckerberg. Kabarnya akibat kejadian tersebut pria asal Amerika Serikat ini kehilangan USD 6 miliar atau setara Rp85,6 triliun dalam hitungan jam karena layanan down.
Seperti dilansir Bloomberg, saham Facebook turun hampir 5% pada hari Senin, dan turun 15% dibandingkan pertengahan September. Hal itu tentu berpengaruh terhadap kekayaannya itu, yang kini menjadi USD 121,6 miliar.
Peringkat Zuckerberg merosot ke posisi lima dalam Bloomberg Billionaires Index, peringkat 500 orang terkaya di dunia. Dia disalip Microsoft Bill Gates di posisi ke empat dengan kekayaan bersih USD 124 miliar.
Layanan Facebook, WhatsApp dan Instagram mulai dirasakan pengguna mengalami masalah sekitar pukul 23.00 WIB. Kemudian semua jejaring sosial perusahaan menjadi benar-benar tak berfungsi di seluruh dunia selama enam jam.
Tak ayal pengguna pun mengeluh dengan pemadaman tersebut, dan keluhan tersebut di sampaikan melalui Twitter dan jejaring sosial lainnya.
Sepertinya Facebook belum mau mengungkapkan alasan kenapa layanannya sampai tumbang. Kabarnya masalah DNS yang “menghapus” jalur ke domain Facebook. Bahkan jaringan internal perusahaan terpengaruh, yang membuat pemadaman lebih lama dan lebih rumit.(Salah Hermawan)