Bogordaily.net – Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI mendapati informasi, peternak di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur masih kesulitan mengakses komoditi jagung untuk pakan ternak. Harganya yang mahal membuat para peternak tidak mampu meningkatkan produksinya.
Anggota Komisi IV DPR RI Ibnu Multazam mengatakan, harga jagung yang tinggi tentu menguntungkan petani. Namun, di sisi lain, harga tersebut menyulitkan para peternak yang membutuhkan jagung untuk bahan baku pakan.
Di sinilah butuh penengah yang diperankan pemerintah agar kesenjangan ini bisa diatasi.
“Pemerintah harus hadir, karena kata pemerintah jagung ini surplus. Logikanya kalau suplus harga, kan, stabil tidak terlalu mahal seperti ini,” kata Ibnu saat mengikuti pertemuan Tim Kunspek Komisi IV DPR RI dengan para peternak dan petani jagung di Balai Penyuluhan Pertanian, Wonorejo, Pasuruan, Jatim, Selasa 30 November 2021.
Sementara itu, persoalan yang membelit para petani adalah akses pupuk subsidi yang masih sulit didapat. Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, tanaman jagung justru sangat membutuhkan pupuk yang masif.
Ketika pupuk subsidi sulit didapat, akhirnya membeli pupuk non-subsidi yang sangat tinggi harganya. Bila pupuk non-subsidi tak terbeli, para petani menggunakan tetes tebu sebagai pupuk.
“Pupuk untuk tanaman pangan ini relatif sulit. Apalagi jagung itu rakus pupuk. Petani pun melakukan inisiasi untuk memupuk itu dengan tetes tebu. Tapi tetes tebu merusak unsur hara tanah,” ungkap Ibnu lagi. Begitulah lingkaran persoalan yang membelit para petani dan peternak di Pasuruan, Jatim.***