Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaDampak Covid-19, Amerika Dihantui Resesi Seks

Dampak Covid-19, Amerika Dihantui Resesi Seks

Bogordaily.net – Makin banyak pasangan muda ogah berhubungan seks, menikah, dan punya anak. Hal itu mengakibatkan Amerika Serikat mulai dibayangi ‘resesi seks’.

Memutuskan untuk memiliki bayi saat ini bergantung pada optimisme tentang masa depan dan optimisme sulit dikerahkan selama pandemi. Saat ini makin banyak pasangan menunda atau bahkan tidak ingin memiliki anak.

Dikutip dari BBC, fenomena ‘resesi seks’ berujung pada penurunan angka kelahiran. Faktanya, Brookings Institute memperkirakan bahwa 300 ribu bayi tidak lahir di AS akibat pandemi COVID-19.

Tingkat kesuburan, atau jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita, menurun secara global. Jika jumlahnya turun di bawah kira-kira 2,1, maka ukuran populasi di suatu negara ikut turun.

Lebih banyak kakek-nenek daripada cucu
Dalam beberapa dekade, ahli demografi memperkirakan akan ada lebih banyak kakek-nenek daripada cucu imbas dari penurunan angka kelahiran.

“Di masa mendatang hanya akan ada sedikit anak-anak dan banyak manula, dan ini akan sangat sulit untuk mempertahankan masyarakat global,” kata Direktur Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington, Christopher Murray.

“Coba pikirkan dampak sosial dan ekonomi pada masyarakat di mana jumlah kakek-nenek lebih banyak daripada jumlah cucu-cucu,” lanjutnya.

Penurunan angka kelahiran berarti di masa depan, populasi orang tua akan lebih banyak dari usia produktif. Pada negara yang angka kelahirannya rendah, pemerintah harus memikirkan cara merawat populasi yang kebanyakan sudah lanjut usia.***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here