Bogordaily.net – Sebanyak 765 paket bantuan telah disalurkan Komisi III DPR RI ke pos pengungsian korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur (Jatim).
Bantuan tersebut diterima Polda Jatim untuk meringankan beban hidup para pengungsi yang hidup di penampungan sementara.
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan usai menyerahkan bantuan di Lumajang, Jatim, Kamis 9 Desember 2021 menjelaskan, 765 paket tersebut berisi beras, gula, kopi, susu bayi, susu dewasa, buah-buahan, popok bayi, popok dewasa, pembalut wanita, dan tikar.
“Dengan bantuan belum seberapa ini semoga bisa menambah kekuatan moril dan jadi penyemangat. Ini musibah yang harus dihadapi,” kata Arteri.
Politisi PDI-Perjuangan itu, berharap, warga terdampak erupsi bisa segera pulih dan berkumpul kembali dengan keluarga di tempat tinggalnya masing-masing.
“Kami ingin lihat langsung keluarga yang mengalami bencana erupsi Semeru. Melihat langsung kondisi faktual untuk berbagi bahagia dan cerita. Mudah-mudahan dengan kedatangan kami yang tadinya tidak semangat dirundung derita, bisa lebih semangat lagi,” ujarnya, penuh harap.
Arteri sangat mengapresiasi langkah Polda Jatim yang menempatkan para pengungsi di sekolah-sekolah dan bangunan permanen lainnya. Jadi, tidak ada masalah dengan bocor dan banjir.
“Kita apresiasi betul Polda Jatim yang begitu responsif. Hari ini kita melihat tenda, tapi tenda itu tidak untuk orang. Sekarang pengungsi diletakkan di sekolah-sekokah dan bangunan permanen. Jadi tidak masalah dengan banjir, bocor, maupun urusan mandi dan urusan kebersihan lain,” imbuh Arteri.
Penempatan para pengungsi seperti itu, lanjutnya, sebagai langkah cerdas dan inovatif. Arteri juga mengapresiasi bagaimana TNI-Polri, Pemda, maupun Komisi III bersatu padu membantu para pengungsi.
Sementara soal hunian, sedang diupayakan hunian tetap sebagai pengganti hunian yang hancur akibat erupsi Semeru.
Kapolda Jatim Nico Afinta dalam keterangannya kepada Parlementaria di Lumajang, menyampaikan, rumah-rumah penduduk yang sudah hancur akan direlokasi ke lahan milik PTPN yang relatif aman.
Pemerintah, katanya, sudah menyiapkan tempat relokasi tersebut dan dalam waktu enam bulan rumah-rumah permanen untuk pengungsi sudah bisa dibangun di lokasi itu.***