Bogordaily.net– Gempa dengan magnitudo (M) 6,6 di Pandeglang, Warga Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten memutuskan untuk mengungsi ke dataran lebih tinggi.
Meski BMKG sudah mengeluarkan informasi bahwa gempa yang terjadi tidak berpotensi disusul tsunami.
“Sebagin masyarakat sudah lari ke Taman Jaya Girang ke dataran tinggi,” kata salah satu warga Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang melalui video.
Berdasarkan informasi yang diterima, warga mulai mengungsi usai gempa terjadi pada sore hari kemarin. Mayoritas warga yang mengungsi di lokasi ini berasal dari perkampungan di dekat pesisir dan menjadi korban dahsyatnya guncangan gempa M 6,6.
Ratusan warga Kecamatan Sumur yang tinggal di kawasan bibir pantai memilih mengungsi dari kediaman ke lokasi dataran tinggi usai diguncang gempa bumi.
Pantauan wartawan pada Sabtu dinihari di lokasi hunian tetap (Huntap) yang dijadikan tempat pengungsian, tampak warga terlelap di berbagai pondok hingga mushala. Sementara, ada juga warga yang tetap bersiaga untuk memantau kondisi sekitar.
Yusuf, warga Sumur mengatakan, dia bersama keluarganya terpaksa mengungsi lantaran khawatir pasca gempa terjadi. Lokasi ini dipilihnya karena memiliki dataran lebih tinggi dari pesisir pantai.
“Karena takut tsunami, kerasa banget keras (guncangannya-Red). Keluarga ikut, semuanya,” katanya.
Selain itu, kepala rukun tetangga setenpat juga membenarkan hal tersebut.
“Dari sore mulai datang ke sini. Kebanyakan yang tinggal di pesisir, katanya takut kalau sampe ada apa-apa, apalagi tsunami,” kata Ketua RT setempat bernama Ranta, dikutip dari detik, Sabtu, 15 Januari 2022, malam.
Ranta belum bisa mendata berapa warga yang mengungsi ke tempat itu. Sebab, kata dia, saat mereka berdatangan, kepanikan masih terjadi di lokasi tersebut.
“Kalau data pastinya belum ada, perkiraan ada ratusan orang tapinya yang sekarang mengungsi. Soalnya masih pada riweuh tadi,” ucapnya.
Kini, ratusan pengungsi sudah beristirahat di lokasi hunian tersebut. Ranta mengaku baru bisa mendata para pengungsi esok hari agar bisa segera dilaporkan ke pihak desa dan kecamatan.
“Besok paling didatanya, sementara ini mah belum bisa. Tadi yang mengungsi selain orang dewasa, lansia sama balita juga ada. Makanya kami butuh persediaan logistik di sini buat warga,” imbuhnya.
Warga khawatir terjadi gempa susulan dan tsunami. Sebab, warga masih trauma bencana tsunami tahun 2018 lalu yang juga menerjang wilayahnya.
Selain memanfaatkan bangunan hunian tsunami, warga juga banyak yang beristirahat di fasilitas umum saat mengungsi ke sana. Banyak warga yang terlihat memanfaatkan bangunan musala setempat untuk istirahat dan berlindung dari adanya potensi gempa susulan.
Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang menetapkan status tanggap bencana akibat gempa M 6,6 mengguncang Banten. Status tersebut diputuskan usai gempa tersebut berdampak parah terhadap kerusakan rumah penduduk.
Hingga malam ini, BPBD Pandeglang mencatat sudah ada 263 rumah warga yang mengalami kerusakan. Ratusan rumah yang rusak akibat guncangan gempa itu berasal dari 23 kecamatan di Pandeglang.
“Berdasarkan keputusan bupati, Pemkab Pandeglang menaikan status tanggap bencana setelah diketahui ada 23 kecamatan yang terdampak gempa,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD dan Damkar Pandeglang Girgi Jantoro, Jumat 14 Januari 2022.***