Bogordaily.net– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menyatakan kecewa terhadap pembatalan event Pertemuan KTT G-20 yang akan digelar di Nusa Dua Bali, pada Februari 2022.
Kegiatan Presidensi G20 Finance Track (jalur keuangan) yakni 2nd FCBD dan 1st FMCBG dibatalkan karena alasan peningkatan kasus Omicron.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace mengatakan, pembatalan dan pemindahan lokasi acara tersebut ke Jakarta merupakan hal yang mengecewakan bagi semua pihak.
Kekecewaan tersebut semakin besar lantaran event KTT G20 justru dipindahkan ke Jakarta. Padahal di sana kasus Omicron lebih banyak terekspos.
“Beberapa hari lalu saya bertemu teman-teman pelaku pariwisata. Mereka tidak sabar dengan berbagai rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Tapi tadi pagi saya melihat di berbagai media soal pembatalan itu. Semua kecewa. Tetapi kita berharap agar tidak dipindahkan begitu saja,” ujar Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace, di Denpasar, dikutip dari MediaIndonesia, Kamis, 20 Januari 2022.
Menurut Cok Ace, alasan pembatalan karena peningkatan kasus Omicron tidak masuk akal. Pasalnya di Jakarta saat ini kasusnya lebih banyak sedangkan di Bali belum ada satu pun temuan kasus Omicron.
Selain itu, tingkat penyebaran covid-19 di Bali sendiri saat ini sudah semakin landai dan terkendali. Per Rabu, 19 Januari 2022, Satgas Nasional merilis, terdapat satu Kabupaten di Bali dalam zona Hijau atau tidak ada kasus yaitu Kabupaten Klungkung.
Sebelumnya lebih dari 4 bulan, sejak Oktober 2021, semua Kabupaten/Kota di Bali ada pada Zona Kuning atau Risiko Rendah. Di sisi lain, tingkat vaksinasi masyarakat Bali juga masuk dalam posisi tertinggi di Indonesia dengan di atas 100 persen.
Pemprov juga tengah menggencarkan pelaksanaan vaksinasi booster dosis ketiga kepada masyarakat. Apalagi, pemerintah pusat sebelumnya sudah menggencarkan program Work From Bali.
“Kalau parameternya Omicron, Bali justru lebih landai lagi. Kita berharap (tetap) dilaksanakan di Bali,” ujar Cok Ace.
Sebaliknya, jika kegiatan tersebut tetap dilaksanakan di Bali, ia optimistis banyak delegasi yang siap datang untuk hadir secara langsung. Sebab, dunia sudah tahu soal Bali, termasuk dari sisi bagaimana Bali menangani pandemi covid-19.
“Kalau di Bali, peserta luar negerinya datang. Sekarang yang di Jakarta, saya baru dapat informasi di BI, peserta-peserta luar (negeri) tidak datang, karena hybrid,” ungkap dia.
Cok Ace menegaskan akan bersurat ke pemerintah pusat agar memperjuangkan kembali event KTT G20 bisa dilaksanakan di Bali. Pemprov Bali tidak ingin membuat kecewa para pelaku pariwisata.
“Kami akan bersurat secara resmi. Masih ada sisa waktu, kita berharap nanti ada perubahan dan peluang untuk kembali dipindah ke Bali. Jangan sampai semangat teman-teman di Bali kecewa, jangan sampai berkurang semangatnya,” harap.***