Bogordaily.net–Bintang porno Yasmeena Ali mengklaim dirinya menjadi satu-satunya bintang porno yang berasal dari Afghanistan. Perempuan 29 tahun itu pun berbicara untuk pertama kalinya soal Taliban.
“Mereka (Taliban) kebanyakan membenci kontenku karena mereka tidak ingin Afghanistan mengetahui tentang pornografi,” kata Yasmeena dalam sebuah podcast I Hate Porn dikutip Detik.com, Jumat 21 Januari 2022.
Taliban yang kini menduduki Afghanistan melarang keras adanya pornografi di negara tersebut. Membicarakan soal Afganistan di bawah kepemimpinan Taliban Yasmeena tampak tidak gentar.
“Bagaimana aku menunjukkan tubuhku? Mereka pikir mereka memiliki tubuhku dan aku tidak punya hak untuk menunjukkannya dan aku tidak bisa menjadi orang Afghanistan sejati jika aku melakukan ini. Aku selalu mendapatkan pesan tentang seperti kamu berpura-pura, kamu mata-mata Yahudi, kamu menyamar. Aku orang Afganistan. Lalu kenapa?” beber Yasmeena, bintang porno Afghanistan yang juga kini dikenal sebagai aktivis di Inggris dan memilih menjadi ateis.
Yasmeena lahir dan sempat tinggal di Afghanistan dalam kepemimpinan Taliban. Ia mengaku merasakan ketidakamanan sebagai manusia. Masa kecilnya diakui dia begitu ‘akrab’ melihat kekerasan yang terjadi di mana-mana.
Bintang porno Afganistan ini mengatakan bahwa jika hidup di luar negeri, kasus kekerasan bisa dilaporkan ke polisi. Namun, di Afganistan ia tidak tahu harus melapor ke mana untuk mencari perlindungan.
“Di Afganistan, orang-orang yang menyebabkan kekerasan adalah mereka yang menjalankan negara. Siapa yang bisa kamu hubungi? Apakah kamu ingin tangan dipotong?,” kata Yasmeena, yang menjadi satu-satunya bintang porno Afganistan.
Saat tumbuh, bahkan Yasmeena dilarang bersekolah sampai dia pindah ke Inggris pada usia sembilan tahun. Yasmeena menjelaskan alasan Taliban takut memberikan pendidikan kepada perempuan.
“Semua aturan hanya untuk keuntungan dan kesenangan pria. Jika Anda sedang menstruasi, Anda dianggap tidak suci, kotor. Tanpa wanita tidak akan ada ras manusia tetapi mereka memiliki masalah dengan seksualitas wanita karena mereka takut kehilangan kendali,” ungkap Yasmeena lagi.***