Bogordaily.net–Harga minyak dunia anjlok lebih dari 2 persen pada perdagangan Senin 24 Januari 2022. Penyebabnya, investor khawatir atas kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Saham Wall Street melemah, setelah pekan lalu membukukan minggu terburuk sejak 2020, menarik aset berisiko lainnya seperti minyak mentah.
Dilansir Suara.com yang mengutip CNBC, Selasa, 25 Januari 2022, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup anjlok USD1,62 atau 1,8 persen menjadi USD86,27 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut USD1,83 atau 2,2 persen menjadi USD83,31 per barel.
Kedua tolok ukur itu naik untuk minggu kelima berturut-turut, pekan lalu atau melonjak sekitar 2 persen untuk mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014.
Harga minyak pun melambung lebih dari 10 persen tahun ini di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan dan OPEC Plus kini berjuang untuk mencapai target kenaikan produksi bulanan 400.000 barel per hari.
Relative Strength Index, ukuran sentimen pasar jangka pendek, hingga Senin diperdagangkan pada level yang dianggap sebagai indikasi koreksi jangka pendek dalam minyak.
“Gambaran besarnya, kami meyakini minyak akan bergerak lebih tinggi dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek kita telah overbought dan dibebani risiko geopolitik,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.***