Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaBuntut Insiden Berdarah, Irlandia Tuntut Keadilan dari Inggris

Buntut Insiden Berdarah, Irlandia Tuntut Keadilan dari Inggris

Bogordaily.net- Ribuan orang di Irlandia memperingati 50 tahun ‘Minggu Berdarah’, salah satu hari yang menentukan konflik Irlandia Utara. Negara itu pun meminta Inggris untuk memastikan keadilan bagi keluarga dari 13 demonstran damai yang ditembak mati oleh tentara Inggris pada 1972 silam.

Dilansir dari Reuters, 13 pemrotes hak-hak sipil Katolik telah ditembak mati oleh tentara Inggris di kota Londonderry, Irlandia Utara, pada 30 Januari 1972. Demonstran ke-14 pun kemudian meninggal akibat luka-lukanya. Pemerintah Inggris telah meminta maaf pada 2010 atas pembunuhan yang disebutnya tak dapat dibenarkan.

Di sisi lain, tak satu pun dari mereka yang bertanggung jawab atas penembakan itu telah dihukum. Menurut kejaksaan Inggris Juli lalu, satu-satunya tentara Inggris yang didakwa atas pembunuhan tak akan diadili. Keputusan ini sontak ditentang oleh keluarga korban.

“Harus ada jalan menuju keadilan. Anak-anak kami dikuburkan 50 tahun yang lalu, tetapi kami masih belum memberikan ketenangan untuk mereka karena kami tak mendapat keadilan,” seru Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney usai meletakkan karangan bunga dan bertemu kerabat korban.

Coveney kembali menentang proposal pemerintah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk menghentikan semua penuntutan tentara dan militan yang terlibat konflik. Langkah Johnson sontak menuai amarah kerabat korban dan ditolak semua partai politik lokal utama.

“Proses penuh pengadilan dan keadilan harus diluncurkan,” tuntut Perdana Menteri Irlandia Michael Martin.

Tak seorang pun dari pemerintah Inggris menghadiri acara peringatan ini. Politisi senior setia Irlandia Utara juga menjauh.

Menurut twit Johnson pada Sabtu (29/1), Minggu Berdarah adalah salah satu hari paling kelam dalam Masalah. Ia pun mengajak bangsa Inggris agar belajar dari masa lalu.

Sementara itu, menurut seorang juru bicara pemerintah Inggris, pihaknya benar-benar berkomitmen menangani masalah warisan secara komprehensif dan adil.

“Ini akan mencakup langkah-langkah yang fokus pada pemulihan informasi, sehingga keluarga dapat mengetahui apa yang terjadi pada orang yang mereka cintai, dan langkah yang mempromosikan rekonsiliasi, sehingga semua komunitas di Irlandia Utara dapat bergerak maju,” kata juru bicara tersebut.

Lebih dari 3 ribu orang tewas sebelum proses perdamaian 1998 yang mengakhiri sebagian besar konflik bertahun-tahun antara militan nasionalis Irlandia yang mencari penyatuan dengan Republik Irlandia dan Militer Inggris. Para loyalis pun bertekad untuk menjaga wilayah Irlandia Utara di bawah kekuasaan Inggris. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here