Monday, 12 May 2025
HomeBeritaModal Awal Ciputra Bangun Usaha Cuma Rp10 Juta, Kini Rp23 triliun

Modal Awal Ciputra Bangun Usaha Cuma Rp10 Juta, Kini Rp23 triliun

Bogordaily.net – Nama mendiang , sudah melegenda sebagai salah satu guru properti di Indonesia. Bergelar insinyur, telah bekerja keras membangun kerajaan bisnis di bidang dengan mengantarkannya masuk dalam deretan atas orang terkaya di Indonesia, bahkan dunia.

Mengutip Forbes, Jumat, 4 Februari 2022, dan keluarganya ditaksir memiliki kekayaan bersih US$1,65 miliar atau setara Rp23 triliun. Nama berada di urutan 26 dalam daftar orang terkaya di Indonesia pada 2021.

Seperti yang dikutip dreams.co.id dari Forbes mencatat, mendirikan perusahaan, Group, pada tiga dekade yang lalu. Perusahaannya melakukan pengembangan di 33 kota di Indonesia. Namun tahukah, jika kekayaan yang kini dimiliki ternyata berasal dari modal awal hanya Rp10 juta.

Membicarakan sosok memang tak lepas dari properti dan entrepreneurship. Ciputra lahir di Parigi, Sulawesi Tengah pada 24 Agustus 1931.

Masa kecil Ciputra harus dilalui dengan pengalaman getir. Dia kehilangan ayah yang ditangkap dan ditahan tentara penjajah. Setelah kehilangan ayahnya, Ciputra pun menjadi tulang punggung keluarga.

Intuisi Bisnis Properti

Sejak kecil, ketertarikannya terhadap dunia bisnis, arsitektur dan seni, sudah terlihat dari intuisinya dalam merenovasi sebuah bangunan.

Saat kuliah di jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1957, Ciputra mulai merintis bisnis bersama kedua teman kuliahnya, yakni Budi Brasali dan Ismail Sofyan. Mereka lalu mendirikan biro arsitektur dengan nama PT. Daya Cipta.

Tak disangka, biro arsitektur milik Ciputra dan dua rekannya kebanjiran proyek.

Setelah lulus dari kuliha pada tahun 1960, Ciputra memutuskan mengadu nasib di Jakarta. Namun dia berkelana bukan tanpa modal sama sekali. Di ibu kota sudah banyak proyek yang menantinya.

Tak butuh waktu setahun untuk Ciputra yang baru menggenggam gelar insinyur untuk membuktikan kiprahnya. Bisnis properti yang dirintis di Jakarta kian melejit. Hingga akhirnya pada tahun 1961 dia mendirikan Grup Jaya dengan modal hanya sebesar Rp10 juta.

Perusahaannya semakin berkibar. Melalui PT Ciputra Development, pemilik nama lahir Tjie Tjin Hoan itu sukses membawa perusahaan lokal ke panggung bisnis global dengan nilai aset lebih dari Rp30 triliun.

Namun, perjalanan bisnis Ciputra tak selamanya mulus.

Badai Datang Menghadang

Pada 23 Juli 1996 setelah 30 tahun memegang kemudi perusahaan, Ciputra mundur dari PT Pembangunan Jaya, perusahaan yang didirikannya pada 1961.

Baru setahun pensiun, badai datang menghantam Pembangunan Jaya dan perusahaan-perusahaan lain milik Ciputra yang bernaung di bawah grup Metropolitan Development maupun grup Ciputra.

Ujian semakin berat karena Grup Jaya banyak mengerjakan proyek-proyek besar. Sebagian proyek itu dikerjakan dengan modal pinjaman dalam bentuk mata uang dolar ke bank asing. Waktu itu Ciputra sangat optimistis bisa mengembalikan semua pinjaman. Namun sayang, perhitungan dan keyakinan Ciputra meleset.

Memasuki tahun 1998 Indonesia dihantam badai krisis moneter. Nilai mata uang rupiah terjun bebas terhadap dolar Amerika Serikat. Dari kurs semula Rp2 ribu, nilai tukar dolar sudah melompat lebih dari lima kali lipat. Alhasil utang Grup Jaya yang sebagian dalam mata uang asing ikut meroket hingga mencapai hampir US$ 100 juta.

Tinggalkan Nama Harum di Dunia Properti

Saat krisis ekonomi tahun 1998, Edmund Sutisna yang kala itu menjabat sebagai Direktur Pembangunan Jaya, mengatakan bahwa Ciputra berbagi tugas dengan manajemen Pembangunan Jaya dan Metropolitan. Penyelesaian masalah di Pembangunan Jaya diserahkan kepada direksi, demikian pula di Metropolitan.

Dengan pembagian seperti itu, perlahan-lahan tiga kelompok usaha Ciputra, yakni Pembangunan Jaya, Metropolitan, dan Grup Ciputra keluar dari krisis. Untuk membayar utangnya, Ciputra melepas saham di sejumlah perusahaan, di antaranya adalah Bumi Serpong Damai (BSD). Beberapa unit usaha seperti Bank Ciputra juga terpaksa ditutup untuk selamanya.

Namun dengan kegigihan, keuletan, dan sifat pantang menyerah yang di miliki Ciputra, masa krisis ekonomi tersebut dapat mengantarkannya masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia.

Ciputra telah tutup usia di Singapura pada tanggal 27 November 2019. Nama pria yang menghembuskan nafas terakhir di usia 88 tahun itu akan terkenang sebagai pelopor usaha di Indonesia yang sukses membangun berbagai mal, hotel, perumahan hingga tempat rekreasi.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here