Bogordaily.net – Viral video yang dibagikan akun Instagram @memomedsos pada Selasa 15 Februari 2022, terlihat bahwa ratusan pasang sepatu dibakar seacara cuma-cuma. Sepatu-sepatu itu ditumpuk, disiram bensin, lalu dibakar layaknya tumpukan sampah.
Belum ada keterangan lebih lengkap perihal pembakaran sepatu-sepatu tersebut. Diduga, pembakaran sepatu itu dilakukan oleh pihak produsen karena sepatu-sepatu itu tak laku.
Namun, pembakaran sepatu yang terlihat masih bagus-bagus itu membuat netizen merasa hal itu sangat disayangkan.
“Sayang banget itu dijual pun masih bisa,” komentar akun @raihn05.
“Aku juga mau klau di kasih bekas jga gpp soalnya itu kan bagus² and ber merk,” tulis akun @fitrianiidayu22.
“Istriku lihat ini pasti meronta ronta,” kata akun @coli_airbrush.
“Aku jg mau loo kalo dikasih drpd dibuang,” timpal akun @danikirana.
Mengutip artikel yang tayang di Ethical Made Easy, praktik pembakaran sepatu atau produk lainnya yang tak laku seperti dalam video yang viral itu sudah menjadi yang biasa di beberapa negara, terutama di Prancis.
Merek-merek terkenal dan mewah seperti Burberry, Louis Vuitton, dan Chanel, membuang stok mereka yang tidak terjual dengan mengirimkannya ke tempat pembuangan akhir atau membakarnya.
Dilansir ABC News, Burberry saja telah menghancurkan barang senilai lebih dari USD 150 juta selama 5 tahun terakhir, termasuk berupa pakaian, tas, dan parfum mahal.
Ketimbang menurunkan harga atau menyumbangkan produk tak laku secara cuma-cuma kepada warga, mereka (para produsen itu) memilih memusnahkan produk mereka demi menjaga citra merek mereka tetap elite dan berkelas.
Tetapi kini, di negara yang terkenal dengan mode dan fashion itu, praktik pembakaran produk tak laku sudah dilarang, demi menyelamatkan lingkungan dan bumi dari krisis iklim.
Lagi pula, praktik tersebut juga bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan itu memalukan.
Mengurangi jumlah yang diproduksi, mendaur ulang barang-barang yang memenuhi syarat untuk didaur ulang, menyumbang dengan tepat, dan menggunakan kembali barang-barang multiguna akan membantu menjaga barang-barang konsumen yang tidak terjual dari Burberry dan merek mewah lainnya memasuki insinerator atau tempat pembuangan sampah.
Gagasan bahwa barang-barang ini tidak akan berakhir menjadi milik mereka yang tidak dapat membeli dengan harga yang mereka patok adalah gagasan yang sudah ketinggalan zaman di zaman tiruan dan rak diskon.
Jika produsen tidak mematuhi undang-undang baru yang ditetapkan oleh pemerintah Prancis dan terus membakar produk mereka yang tidak terjual atau mengirimnya ke tempat pembuangan sampah, ada konsekuensi berat yang akan diberikan, mulai dari denda dan hukuman finansial hingga hukuman penjara, meskipun bagi Burberry hal ini mungkin tidak berlaku.
The Guardian menyatakan bahwa Burberry bergabung dengan inisiatif Make Fashion Circular dari Ellen MacArthur Foundation dalam sebuah langkah untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kewajiban lingkungan mereka.
Demi planet kita, kita berharap Burberry serius tentang keterbukaan mereka terhadap praktik yang lebih hijau dan lebih ramah lingkungan, dan bahwa industri kelas berat lainnya mengikuti dan membuang mentalitas yang tidak sesuai untuk abad 21.***