Bogordaily.net–Di tengah heboh kabar akan diserang Rusia, Ukraina memutuskan batal bergabung dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Rusia terus mendesak NATO agar tak memberikan keanggotaan mereka kepada Ukraina. Selain itu, untuk bergabung dengan aliansi ini perlu banyak proses yang harus ditempuh.
Selain itu Ukraina yang harus meredam keinginan yang sudah bertahun-tahun untuk bergabung dengan NATO, ada anggota aliansi yang mendukung Rusia sehingga semakin menyulitkan langkah Kiev.
“Kami sebagai negara ingin bergabung dengan NATO dan telah mencobanya selama bertahun-tahun. Namun prosesnya terhenti,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky seperti dikutip CNN Indonesia dari AFP.
“Ada sebab dan akibat terkait itu. Tidak hanya Rusia yang menolak gabungnya Ukraina (ke NATO),” sambungnya.
Namun, Zelensky tak menyebut secara rinci negara mana yang mendukung Moskow. Ia berharap mereka berubah pikiran.
“Kami tak akan melaluinya dengan negara-negara ini, dan tak ingin menimbulkan risiko ataupun konflik diplomatik,” katanya lagi.
Lebih lanjut menurut Zelensky warga Ukraina yang berhak menentukan masuk atau tidaknya Kiev ke NATO. Namun, untuk saat ini tampak tidak mungkin melakukan referendum di tengah situasi yang bergejolak di perbatasan.
“Jalan menuju NATO dan Uni Eropa sangat panjang. Ukraina perlu jaminan keamanan untuk menempuh proses itu,” ujar Zelensky.
Bagi dia, NATO adalah jaminan keamanan. Jaminan tersebut berarti Ukraina tak akan kehilangan kemerdekaan.
Seperti diberitakan, Rusia disebut akan menyerang Ukraina. Amerika Serikat bahkan menyebut Rusia mengerahkan 7.000 pasukan lagi di wilayah tersebut.
Banyak pihak yang menduga tindakan Rusia sebagai gertakan terhadap Ukraina dan Barat, agar mereka memenuhi tuntutannya yakni tak bergabung dengan NATO.***