Bogordaily.net – Institut Ummul Quro Al- Islami (IUQI) Bogor mengadakan ujian komprehensif untuk mahasiswa dan mahasiswi semester akhir yang menjadi syarat untuk kelulusan menjadi sarjana.
Rektor institut Ummul Quro Al-Islami DR. Saiful Falah M Pd i mengatakan, bahwa tujuan dari ujian ini adalah agar mahasiswa dan mahasiswi yang sudah belajar selama 7 semester tentu banyak sekali materi yang sudah di pelajari.
Selama 7 semester tersebut, di akhir ini diharapkan mereka bisa mereview materi ini sehingga mereka bisa memahami dan juga bisa mempraktekkan apa yang selama ini di pelajari.
“Jadi ujian komprehensif itu adalah ujian akhir untuk menilai keberhasilan mahasiswa dan mahasiswi menguasai mata pelajaran ataupun mata kuliah yang di ajarkan selama 7 semester dan untuk ujian komprehensif,” kata Rektor institut Ummul Quro Al-Islami DR. Saiful Falah, Senin 21 Februari 2022.
Meski demikian, Saiful Falah menjelaskan, di tahun kedua ini sangat berbeda dari sebelumnya. Tahun pertama hanya materi-materi saja sebatas pemahaman dan hafalan. Berbeda dengan tahun sekarang yang diharuskan untuk praktek ibadah amaliah.
“Jika tahun pertama dilaksanakan selama dua hari, tetapi tahun ini dilaksanakan selama tiga hari yaitu satu hari praktikum ibadah dan dua hari materi untuk keaswajaan sebagai ciri khas Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor dan juga ada Tafshir maudhui, Hadits maudhui terkait program studi masing-masing dan ilmu tentang program studi yang di ampuh,” jelasnya.
Adapun total mahasiswa yang mengikuti ujian komprehensif gelombang pertama ini ada 177 peserta dan gelombang kedua ini akan dilaksanakan kembali di akhir bulan Maret tahun 2022.
“Bagi kami direktorat ujian komprehensif ini adalah sebuah rowndown kegiatan akademik institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor yang sangat penting jadi dengan adanya ujian komprehensif kita bisa menilai ketercapaian materi,” ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, kemampuan mahasiswa dan mahasiswi Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor dalam menyerap materi. Jika ujian komprehensif ini berhasil maka mahasiswa dan mahasiswi berhasil menempuh pendidikan selama tujuh semester.
“Jadi dosen pun berhasil dan kaprodi pun berhasil dan pihak lembaga pun berhasil karena mahasiswa dan mahasiswi bisa menguasai materi-materi yang disampaikan selama tujuh semester ini,” tutupnya.
(Ibnu Galansa Montazerry)