Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaPerang Rusia dan Ukraina, Begini Perbandingan Kekuatan Militernya

Perang Rusia dan Ukraina, Begini Perbandingan Kekuatan Militernya

Bogordaily.net–Operasi militer yang terjadi di Ukraina, hari ini, Kamis 24 Februari 2022 menuai kecaman dunia. Korban terus berjatuhan dari kedua belah pihak.  Seperti diketahui, perang terjadi setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus pada Kamis 24 Februari 2022. Pasukan Rusia pun langsung menembakkan rudal ke beberapa kota di Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Ukraina pun menyatakan invasi yang dilakukan Rusia ke negaranya merupakan bentuk perang. Mereka mendeklarasikan siap mempertahankan diri.

“Ini merupakan tindakan perang, suatu serangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, sebuah pelanggaran menjijikkan terhadap Statuta PBB, norma, juga prinsip hukum internasional,” kata juru bicara Kemlu Ukraina, Oleg Nikolenko.

Ia mengatakan bahwa tentara Rusia melakukan serangan di kota-kota Ukraina yang damai. Menurutnya, tindakan ini menghancurkan negara Ukraina, merebut wilayah Ukraina dengan paksa, dan mengokupasi. Ia juga menegaskan bahwa Ukraina akan melawan atas nama mempertahankan diri dan menekankan, perlawanan ini sesuai dengan hukum internasional.

Lalu seperti apa kekuatan kekuatan militer antara Rusia dan Ukraina? Angkatan Bersenjata Ukraina jelas kalah jumlah dan persenjataannya dengan Rusia. Namun, ketika Rusia memulai invasi skala besar, para ahli militer mengatakan, Ukraina akan mampu melakukan perlawanan yang signifikan meski menimbulkan banyak korban.

Apalagi, tentara Ukraina lebih terlatih dibanding 2014, ketika Rusia merebut Semenanjung Krimea dari Ukraina tanpa perlawanan dan secara luas sangat termotivasi untuk mempertahankan jantung negara itu.

Mengutip Kontan.co.id dari Reuters, dalam jumlah dan senjata, aritmatika terlihat suram untuk Ukraina. Angkatan Darat Rusia memiliki sekitar 280.000 personel dan total angkatan bersenjata mencapai 900.000 tentara.  Sedangkan 2.840 tank Rusia melebihi jumlah Ukraina dengan lebih dari tiga banding satu, menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London, Inggris.

Perdana Menteri Ukraina mengatakan, sebuah dekrit yang baru-baru ini ditandatangani oleh Presiden Volodymyr Zelenskiy bisa meningkatkan kekuatan Angkatan Bersenjata Ukraina menjadi 361.000 personel.

Meskipun Ukraina melipatgandakan anggaran pertahanan secara riil dari 2010 hingga 2020, total pengeluarannya pada 2020 hanya berjumlah US$ 4,3 miliar atau sepersepuluh dari bujet militer Rusia.

Analis militer menilai pertahanan anti-pesawat dan anti-rudal Ukraina juga lemah, membuatnya sangat rentan terhadap serangan Rusia pada infrastruktur kritisnya.

Rusia juga akan berusaha menggunakan keunggulannya dalam peperangan elektronik untuk melumpuhkan komando dan kendali musuh serta memutuskan komunikasi dengan unit-unit di lapangan.

Sementara itu soal pengalaman pasukan Ukraina telah memperoleh pengalaman tempur di wilayah Donbass di Timur negara itu. Mereka memerangi separatis yang didukung Rusia sejak 2014 dan sangat termotivasi.

Mereka juga memiliki pertahanan udara jarak pendek dan persenjataan anti-tank, termasuk rudal Javelin yang dipasok AS yang akan membantu memperlambat kemajuan pasukan Rusia.

Di luar tentara reguler, Ukraina memiliki unit pertahanan teritorial sukarela dan sekitar 900.000 tentara cadangan. Kebanyakan pria dewasa memiliki setidaknya pelatihan militer dasar. Sehingga Rusia bisa menghadapi perlawanan keras dan berkepanjangan jika mencoba untuk merebut serta mempertahankan wilayah Ukraina.

Tantangan militer negeri beruang merah akan jauh lebih tinggi dari perang sebelumnya yang telah mereka lakukan sejak Uni Soviet runtuh, termasuk di Chechnya yang memisahkan diri pada 1990-an dan melawan Georgia pada 2008.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here