Bogordaily.net–Ukraina dan Rusia berencana melakukan pertemuan di perbatasan Belarusia dengan Ukraina. Kesepakatan ini muncul setelah Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Kedua politisi setuju bahwa delegasi Ukraina akan bertemu delegasi Rusia tanpa prasyarat di perbatasan Ukraina-Belarusia, dekat Sungai Pripyat,” kata administrasi Zelensky seperti diberitakan CNN.
Lukashenko disebut bertanggung jawab memastikan semua pesawat, helikopter, dan misil yang siaga di wilayah Belarusia tidak bergerak ketika delegasi Ukraina bertemu delegasi Rusia.
“Saya telah bicara dengan Aleksander Lukashenko,” kata Zelensky di Facebook, dilansir CNN Indonesia dari AFP.
Rusia sebelumnya telah mengajak Ukraina melakukan negosiasi untuk menghentikan perang. Namun Zelensky menolak negosiasi itu dilakukan di Belarusia. Dia pun mengajukan empat lokasi, dua di antaranya di Hungaria dan Turki.
“Warsaw, Bratislava, Budapest, Istanbul, Baku. Kami mengajukan tempat-tempat itu, dan kota lain di negara yang mana rudal tak bisa diluncurkan akan cocok untuk kami,” kata Zelensky.
Ia tak mau diskusi terjadi di Belarusia lantaran negara ini merupakan salah satu lokasi dimulainya invasi Rusia ke Ukraina.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyatakan tidak akan menyerah saat nanti berdialog dengan delegasi Rusia terkait invasi. Dia mengatakan perintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyiagakan kekuatan nuklir merupakan upaya meningkatkan ‘tekanan’.
“Kami tidak akan menyerah, kami tidak akan mengaku kalah perang, kami tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayah kami,” kata Kuleba di konferensi pers yang disiarkan online, seperti diberitakan AFP.
Kuleba mengatakan setelah Rusia ‘menderita kerugian dan menyadari rencana mereka tidak berjalan seperti rencana, serangan kilat mereka gagal, Rusia memulai bicara menggunakan bahasa ultimatum, mengatakan mereka siap berbicara dengan prasyarat’.
“Ketika tentara Rusia mengalami kekalahan demi kekalahan, prasyarat, ultimatum Rusia dikesampingkan dan mereka menyampaikan pesan kepada kami bahwa mereka hanya ingin berbicara,” lanjut Kuleba.***