Tuesday, 26 November 2024
HomeKota BogorPeringati Isra Mikraj di Balaikota Bogor, Ini Pesan Bima Arya

Peringati Isra Mikraj di Balaikota Bogor, Ini Pesan Bima Arya

Bogordaily.net-Pemerintah Kota Bogor memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad saw. di Masjid At-Taqwa Balaikota Bogor, Rabu, 2 Maret 2022. Dalam peringatan tersebut hadir Ustadz Hilman Fauzi sebagai penceramah, Ketua MUI Kota Bogor KH TB Muhidin, hingga para kepala OPD di lingkungan Pemkot Bogor.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, perjalanan Isra Mikraj sarat dengan filosofi kepemimpinan karena Rasulullah adalah teladan terbaik bagi umat. Sejatinya kata dia, ada tiga filosofi kepemimpinan yang bisa dijadikan pedoman dari fenomena Isra Mikraj. Pertama adalah filosofi penyucian hati.

“Bagi kita ASN filosofi penyucian hati ini paling utama. Menjalankan tugas kalau tidak ada kepentingan Insya Allah barokah. Tapi kalau menjalankan tugas hatinya sudah tidak bersih, ada kepentingan, ya Insya Allah tidak akan pernah barokah,” ujar Bima.

“Saya selalu titip kepada para lurah, camat, dinas, utamakan kepentingan yang lebih besar. Kalau sudah disetir oleh kepentingan maka kita tidak bisa berteriak keras terhadap kemudaratan. Akan disetir kita ketika hati tidak bersih,” sambungnya.

Peringatan Isra Mikraj di Balaikota Bogor, Rabu, 2 Maret 2022. (Istimewa/Bogordaily.net)

Kedua, lanjut Bima, adalah spirit keteladanan. Ketika Rasulullah saw. kehausan dan meminta minum, Malaikat Jibril memberinya dua wadah berisi susu dan khamr (minuman yang memabukkan atau miras).

“Rasulullah di Baitul Maqdis ditawarkan dua wadah berisi susu dan khamr. Beliau memilih susu. Ini juga keteladanan. Misalnya Satpol PP jangan galak ke pelanggar tertentu saja, Disperindag jangan hanya menindak usaha kecil saja, tetapi masuk angin oleh pengusaha besar. Harus satu antara kata dan perbuatan. Jadi kalau kita meminta yang lain bersih dan taat, kita juga harus lebih bersih dan taat. Ini dicontohkan oleh Rasulullah dalam Isra Mikraj,” ujar Bima.

Terakhir, Bima menyebut filosofi kepemimpinan lainnya adalah keadilan. Semula Allah Swt. memerintahkan salat 50 waktu dalam sehari semalam. Kemudian Nabi Muhammad Saw. meminta keringanan hingga akhirnya menjadi 5 waktu.

“Bagaimana Rasulullah bernegosiasi agar umatnya mendapatkan keadilan ketika mendapatkan perintah salat. Bayangkan kalau Rasulullah tidak bernegosiasi meminta keringanan, hari ini seperti apa kita harus menjalankan perintah salat. Jadi, ada spirit keadilan,” kata Bima.

“Tiga hal itu Insyaallah kita niatkan untuk kita kuatkan baik untuk semua maupun untuk saya sendiri di ujung masa jabatan saya yang kurang dari dua tahun ini sampai Desember 2023. Mudah-mudahan spirit kita sama, menyucikan hati, memberikan keteladanan dan memberikan keadilan bagi semua,” tutupnya.(Ibnu Galansa Montazerry)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here