Bogordaily.net–Serangan militer yang gencar dilakukan Rusia ke Ukraina membuat lonjakan laju inflasi dan mendorong para investor memborong logam mulia emas dan paladium.
Mengutip Suara.com dari CNBC, Jumat, 4 Maret 2022, harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD1.933,31 per ounce dan emas berjangka Amerika Serikat menetap 0,7 persen lebih tinggi menjadi USD1.935,90.
“Emas sebagian besar diperdagangkan dalam sentimen berita Ukraina-Rusia, tetapi juga mulai menghidupkan kembali hubungannya dengan imbal hasil riil menjelang pertemuan FOMC Maret,” papar analis Standard Chartered, Suki Cooper.
Suki menambahkan, ekspektasi kenaikan suku bunga hingga berkurang.
“Kami terus memperkirakan The Fed akan menaikkan 25 bps pada Maret,” katanya.
Seiring dengan pelarian ke tempat yang aman, konflik tersebut memiliki implikasi bagi pasar fisik karena Rusia memulai kembali pembelian emas bank sentral.
Investor mencari petunjuk lebih lanjut tentang kenaikan suku bunga AS ketika testimoni Kongres Chairman Fed Jerome Powell memasuki hari kedua.
Meski emas dianggap sebagai investasi yang aman selama ketidakpastian politik dan ekonomi, kenaikan suku bunga AS meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu paladium memperpanjang kenaikan ke level tertinggi lebih dari tujuh bulan didorong kekhawatiran atas kekurangan pasokan menyusul sanksi keras terhadap produsen utama Rusia.
Harga spot paladium, yang digunakan pabrikan otomotif dalam catalytic converter untuk mengekang emisi, meroket 4,1 persen menjadi USD2.779,09.
Paladium adalah satu-satunya komoditas dari Rusia yang menyumbang jumlah eksposur cukup besar ke negara itu, sehingga berada di titik optimal dalam hal dampaknya.
Seperti diketahui, negara-negara Barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina, yang menyumbang 40 persen produksi paladium global.***