Bogordaily.net–Mahalnya harga cabai dalam beberapa waktu terakhir diklaim lantaran faktor cuaca. Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid menyebut saat ini, sebagian besar wilayah Indonesia masih dilanda musim penghujan termasuk di daerah sentra produksi cabai.
“Akibatnya mereka tidak bisa panen. Masih banyak hujan di daerah sentra (produksi),” ujar Abdul Hamid sebagaimana dikutip dari Merdeka.com, Sabtu, 12 Maret 2022.
Meski demikian, dia memprediksi kenaikan harga komoditas cabai bersifat sementara. Menyusul, sejumlah daerah sentra produksi lainnya akan memasuki musim panen cabai.
Hal senada jug diungkapkan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan.
Oke mengatakan, kenaikan harga untuk komoditas bawang merah, cabai merah keriting atau cabai merah besar, cabai rawit merah akibat faktor cuaca.
“Tanaman di sentra produksi banyak yang rusak akibat penghujan yang tinggi saat panen,” kata Oke pada sesi webinar, Sabtu, 5 Maret 2022.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun menjamin pasokan dan ketersediaan komoditas cabai untuk persiapan bulan suci Ramadhan mendatang dalam kondisi cukup. Bahkan, hingga memasuki hari raya Idul Fitri 1443 Hijriyah.
Badan Pangan Nasional Minta Produsen Segera Salurkan Minyak Goreng Hasil DMO Sawit
“Saya pastikan untuk cabai besar maupun cabai rawit semua dalam kondisi cukup,” ujarnya Kamis, 10 Maret 2022 lalu.
Produksi cabai besar kata Syahrul berdasarkan prognosa pada Maret ini mencapai 111.669 ton sedangkan untuk kebutuhannya hanya 92.040 ton. Dengan angka tersebut maka neraca bulanan untuk cabai besar mencapai 19,630 ton. Adapun prognosa untuk produksi cabai rawit mencapai 104.115 ton dengan kebutuhannya mencapai 90.706 ton. Sehingga akan ada surplus 13.409 ton.***