Bogordaily.net–Jepang diguncang gempa bermagnitudo (M) 7,3 pada Rabu, 16 Maret 2022 malam waktu setempat. Badan Meteorologi Jepang (JMA) menyebut gempa terjadi di lepas pantai Fukushima pada kedalaman 60 kilometer.
Berdasarkan Badan Meteorologi Jepang, seperti dikutip CNN Indonesia dari Reuters, gempa yang mengguncang ibu kota Tokyo itu sempat memicu peringatan tsunami di beberapa bagian pantai timur laut.
Sekitar pukul 23.36 waktu setempat, peringatan gelombang tsunami satu meter dikeluarkan untuk bagian-bagian pantai timur laut. Media milik pemerintah, NHK, memberitakan guncangan gempa sangat kuat hingga membuat orang sulit berdiri.
Gempa juga menelan korban jiwa. Kantor berita lokal Kyodo, seperti dilansir AFP pada Kamis, 17 Maret melaporkan sedikitnya dua orang meninggal dunia akibat gempa tersebut. Menurut Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana, dua orang tewas dalam gempa itu, satu di wilayah Fukushima dan yang kedua di Miyagi. Sementara itu, lebih dari 90 orang terluka di beberapa wilayah.
Gempa mengguncang gedung-gedung hingga aliran listrik jutaan rumah juga dikabarkan terputus akibat gempa tersebut. Tokyo Electric Power Company mengatakan bahwa sekitar 2 juta rumah tangga tanpa listrik.
Media pemerintah NHK memberitakan TEPCO juga sedang memeriksa kondisi reaktor di pembangkit Fukushima. TEPCO merupakan perusahaan multinasional Jepang yang menghasilkan berbagai macam produk energi.
Tak hanya itu, seperti diberitakan AFP, sejumlah kerusakan terjadi secara struktural di wilayah timur laut Jepang. Salah satunya termasuk runtuhnya dinding batu kastil Aoba di kota Sendai. Kereta peluru shinkansen juga dilaporkan tergelincir di utara kota Fukushima. Namun belum ada laporan mengenai korban luka.
Meski demikian pembangkit nuklir Fukushima dipastikan tidak mengalami gangguan atau kerusakan akibat gempa.
“Tidak ada kelainan di pembangkit listrik Fukushima usai dilanda gempa,” kata otoritas nuklir Jepang.
Pihak berwenang kini telah mencabut peringatan tsunami beberapa jam setelah gempa. Peringatan tsunami itu juga dicabut tak lama setelah listrik pulih. Penduduk dan pejabat di wilayah timur Jepang masih berusaha menilai kerusakan imbas guncangan tersebut.***