Bogordaily.net – Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Program Sembako yang beberapa waktu lalu didistribusikan secara tunai oleh Kantor POS Indonesia, membuat mesin EDC (alat transaksi penyaluran atau pencairan BPNT, red) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang dipegang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak bisa digunakan alias nganggur.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Data, Informasi dan Penyuluhan Kesejahteraan Sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor, Okto Muhammad Ikhsan mengatakan, sebetulnya KKS dan mesin EDC itu adalah bagian kecil rangkaian program BPNT dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Namun sejauh ini apakah mesin EDC dan KKS bisa digunakan lagi atau tidak seperti program BPNT sebelumnya, Okto mengaku belum bisa menjawab atau menyimpulkan secara terburu-buru, karena pihaknya masih menunggu dan belum tahu juknis untuk bantuan berikutnya di bulan April mendatang.
“Sebetulnya pertanyaan ini sama dengan Dinsos kabupaten maupun kota, kedepannya akan seperti apa ini agen BNI 46 dan KKS, kok tiba-tiba ada proses percepatan. Untuk itu, daripada menyimpulkan terburu-buru, lebih baik kita menunggu April seperti apa. Kan untuk April belum ada juknisnya,” ujar Okto saat dikonfirmasi Bogordaily.net, Kamis sore, 17 Oktober 2022.
Lebih lanjut, Okto menerangkan, program pemerintah untuk tiga bulan ini (Januari, Februari dan Maret, red) memang ada metode yang tidak seperti biasanya tapi judulnya percepatan. Jadi, dinsos belum bisa menyimpulkan apa-apa.
“Tunai ini kan judulnya percepatan, kita masih menunggu April dan kedepannya seperti apa. Kalau pun nanti di April masih tunai jalanlah seperti karena kan ini memang program pemerintah bukan jualan sembako. Kalau salur tunai melalui Kantor Pos, ya kita wajib membantu dan mendukung program itu supaya pelaksanaannya berjalan lancar,” terang Okto.
Selain itu, dirinya juga tak tahu alasan mengapa BPNT menjadi tunai, karena menurutnya yang tahu itu hanyalah Kemensos RI.
“Sampai kemarin, kami tidak ada event diskusi. Tapi yang jelas ada Keputusan Menteri Sosial (Kepmensos) yang baru kalau tidak salah nomor 92 tentang tata cara penyaluran tunai. Itu saja sih,” katanya.
Ia pun mengklaim bahwa penyaluran BPNT (secara non tunai) di Kota Bogor sejauh ini berjalan lancar dan aman, sehingga tidak ada istilah semrawut dan sejenisnya.
Akan tetapi, BPNT yang secara tunai untuk tiga bulan kemarin, dirinya menganggap karena Covid-19 varian omicron beberapa waktu lalu sempat tinggi, mungkin pemerintah membantu untuk hal itu.
“Sejauh ini untuk Kota Bogor penyaluran BPNT aman-aman saja, lancar, tidak semrawut. Jadi kalau dikaitkan BPNT kemudian menjadi tunai gegara penyaluran yang sebelumnya semrawut, saya rasa kurang pas ya. Yang tahu itu Kemensos dan kami di daerah hanya memastikan bahwa bantuan melalui Kantor Pos itu sampai kepada KPM,” pungkasnya.*
(Heri Supriatna)