Bogordaily.net–Kedatangan Pangeran William dan sang istri Kate Middleton dari Kerajaan Inggris untuk tur Karibia selama sepekan diwarnai aksi protes masyarakat setempat.
Dalam tur di Karibia selama seminggu itu pengawasan semakin ketat dilakukan lantaran hubungan kerajaan Inggris dengan bekas koloninya.
Kedatangan Duke dan Duchess of Cambridge ini pun bertepatan dengan peringatan 70 tahun Ratu Elizabeth bertahta. Hampir empat bulan Barbados memilih menjadi republik, memutus hubungan dengan monarki.
Pasangan kerajaan Inggris itu rencananya akan mengunjungi perkebunan kakao Akte ‘il Ha di desa Suku Maya, Indian Creek di distrik Toledo pada Minggu pagi, 20 Maret 2022.
Selama bertahun-tahun, penduduk desa terlibat dalam sengketa tanah dengan Flora dan Fauna International (FFI), kelompok konservasi tempat Pangeran William menjadi dewan pelindung. Protes itu juga terjadi di tengah meningkatnya pengawasan hubungan kolonial Inggris dengan wilayah tersebut.
Pemerintah Belize mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kawasan tempat suku Maya adalah salah satu situs yang dilindungi.
Menurut surat kabar lokal, penduduk desa berkumpul untuk memprotes kehadiran Pangeran William dan Kate Middleton. Mereka juga mempermasalahkan pasangan yang mendaratkan helikopter di lapangan sepak bola setempat.
“Kami penduduk desa menganggap bahwa kami telah menderita warisan kolonialisme,” kata pemimpin pemuda setempat Dionisio Shol dikutip Detik.com dari The Times of London.
Perjalanan Karibia yang dilakukan Kate Middleton dan Pangeran William dilakukan setelah peringatan 70 tahun Ratu Elizabeth di atas takhta dan hampir empat bulan setelah Barbados memilih menjadi republik dan memutuskan hubungan dengan monarki. Namun masih tetap menjadi bagian dari Persemakmuran Bangsa-Bangsa yang dipimpin Inggris.
Pasangan kerajaan itu dijadwalan menghabiskan tiga hari di Belize, sebelum mengunjungi Jamaika dan Bahama.
Sementara itu protes terhadap anggota keluarga kerajaan Inggris itu bukan kali pertama. Pada awal September 2020 lalu, Pangeran William pun sempat diprotes oleh PETA (People for the Ethical Treatment of Animals).
Pangeran William kedapatan membawa anak pertamanya, Pangeran George dalam sebuah kegiatan perburuan hewan liar beberapa waktu lalu.
Pangeran George diyakini menyaksikan ayahnya dan beberapa anggota Kerajaan Inggris lain yang ikut berburu, telah memburu dan membunuh banyak burung.
Direktur PETA Mimi Bekhechi mengataka bahwa mengekspos seorang anak terhadap kebiasaan seperti berburu bisa ‘menerapkan tingkah laku yang dapat merusak psikologis anak’. ***