Friday, 3 May 2024
HomeNasionalMengenal Tradisi Ruwahan di Jawa Jelang Bulan Ramadhan

Mengenal Tradisi Ruwahan di Jawa Jelang Bulan Ramadhan

Bogordaily.net – Menjelang bulan Ramadhan, beberapa daerah di Indonesia biasanya memiliki tradisinya masing-masing untuk menyambut bulan suci tersebut. Tradisi menyambut puasa di Tengah dikenal dengan nama tradisi .

Tradisi kebudayaan menyambut bulan puasa yang dilakukan oleh masyarakat ini, biasanya diadakan saat pertengahan bulan Ruwah, atau bulan kedelapan kalender , yang bertepatan dengan Sya'ban dan kalender Hijriah.

Tradisi di bulan Ramadan ini, merupakan sebuah tradisi dari wujud rasa syukur kepada Allah SWT, yang dilaksanakan pada bulan Ruwah, tepatnya di antara tanggal 10-20 hijriyah dalam kalender hijriyah serta ungkapan rasa sukacita memasuki ibadah puasa pada bulan Ramadhan..

merupakan tradisi mendoakan orang yang telah meninggal dunia, seperti Orang Tua, Adik, Kakak, Keluarga dan Lainnya.

Tak hanya mengirim doa untuk orang-orang yang sudah meninggal, tradisi juga biasanya diwarnai dengan sedekah berupa makanan. Serta biasanya juga melakukan kegiatan makan secara bersama-sama dengan berkumpul bersama warga lain di suatu tempat.

Mereka kemudian membagikan kepada tetangga kiri kanan atau sanak saudara. Ketan, kolak ubi, dan apem dihantarkan ke rumah tetangga. Ketika peristiwa itu terjadi berarti sedang terjadi proses silaturahmi di sana. Bahkan bisa jadi lahir peristiwa saling memaafkan.

Aneka jenis makanan yang kerap disajikan saat tradisi dilakukan antara lain adalah kolak, kue apem, dan ketan. Berbagai makanan tersebut kemudian dibagikan kepada tetangga sekitar sebagai salah satu bagian dari pelaksanaan tradisi. Selain lezat, berbagai makanan tersebut ternyata sarat akan makna, lho.

Ketan sifatnya lengket, dimaknai sebagai simbol mempererat tali silaturahmi antar sesama manusia. Kolak ubi karena rasanya manis dimaknai sebagai hubungan atau relasi dalam persaudaraan yang semakin dewasa dan barokah penuh rejeki. Apem dimaknai sebagai ungkapan saling memaafkan jika terjadi kesalahan.

Tradisi ini mengajarkan masyarakatnya untuk selalu berbagi dengan apa yang dimilikinya, mempererat tali silaturrahim, serta memberikan pelajaran indahnya kebersamaan dan kerukunan hidup.

Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui rangkaian tradisi ritus menjelang Ramadan yang sarat filosofi. Di tengah perkembangan zaman dan teknologi era milenial sekarang ini, kita berharap tradisi perlu dijaga dan jangan sampai terkikis, karena tradisi merupakan tradisi yang mulia. **

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here