Bogordaily.net-Bupati Bogor Ade Yasin memilih membangun Jalur Puncak 2 yang menghubungkan Sentul, Bogor, dan Cianjur daripada kereta automated guideway transit (AGT) dan cable car atau kereta gantung.
ADVERTISEMENT
Menurut Ade, anggaran sekitar Rp 7 triliun untuk AGT dan kereta gantung terlalu besar dan tidak sebanding dengan asat manfaat, karena belum tentu dapat mengurai kemacetan di kawasan Puncak.
“Kemahalan kalau menurut saya, lebih baik Jalur Puncak 2 saja diselesaikan, tidak sampai Rp 7 triliun, Rp 1 triliun juga kurang,” kata Ade, Jumat 25 Maret 2022.
ADVERTISEMENT
Orang nomor satu di Kabupaten Bogor itu juga mengatakan, kereta gantung hanya untuk kepentingan wisata bukan dalam rangka kebutuhan masyarakat yang menuju Cianjur maupun Bandung. Sementara Jalur Puncak 2, digadang-gadang menjadi alternatif dalam mengurai kemacetan di Puncak.
ADVERTISEMENT
Pembangunan jalan ini juga dapat meningkatkan sektor pariwisata di wilayah Timur Kabupaten Bogor dan Cianjur. Bupati Bogor mengaku kerap membahas Jalur Puncak 2 bersama Bupati Cianjur Herman Suherman dan didukung oleh Anggota Komisi V DPR Mulyadi.
“Puncak 2, tanahnya sudah siap dan tinggal dibangun, tidak ada alasan lagi dan daerah Bogor Timur, seperti Sukamakmur, Jonggol dan lain-lain akan terangkat perekonomiannya,” kata Ade.
Diketahui, kajian awal menyangkut kemungkinan pembangunan kereta gantung untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak sebenarnya pernah dilakukan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan pada 2021.
Tidak semata hanya mengenai kereta gantung, melainkan kajian secara komprehensif tentang bagaimana bentuk transportasi massal berbasis rel yang paling memungkinkan diterapkan di Puncak.
Direktur Prasarana BPTJ Jumardi menyebutkan pembangunan moda berbasis rel di Puncak bertujuan mengurangi beban kemacetan lalu lintas berbasis jalan. Tentu, kata Jumardi, pembangunan harus mempertimbangkan fungsi yang maksimal sebagai angkutan umum massal.*
(Muhammad Irfan Ramadan)