Bogordaily.net– Setiap menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri atau lebaran, harga sembako di pasaran kerap mengalami kenaikkan. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengungkapkan tahapan-tahapan kenaikan permintaan dan kenaikan harga bahan pokok atau harga sembako yang terjadi jelang bulan Ramadan.
Wakil Sekretaris Jenderal Kajian Penelitan dan Pengembangan DPP IKAPPI, Putri Bilanova menyebut, dalam tahapan itu ada tiga fase.
Pertama, kenaikan harga bahan makanan biasanya terjadi pada 3 hari sampai dengan 1 minggu menjelang Ramadan.
Hal ini terjadi karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang cukup tinggi dan masyarakat yang turun temurun berbudaya dalam menyambut awal Ramadan menyajikan makanan-makanan istimewa.
“Maka kami berharap dalam fase pertama ini, pemerintah dapat menjaga pasok bahan-bahan yang ada di pasar dapat tersedia dan distribusi dijaga dengan baik serta produksi dapat diperbaiki,” ujarnya dalam keterangan yang dilansir dari Suara.com.
Berikutnya yang kedua, kenaikan harga juga akan terjadi pada 7 hari sampai 3 hari menjelang Idul Fitri.
Dalam waktu transisi fase pertama dan kedua, kata dia terjadi penurunan permintaan di waktu pertengahan Ramadan, lalu melonjak tinggi di penghujung Ramadan menuju ke Hari Raya Idul Fitri.
Biasanya pedagang dan masyarakat mempersiapkan beragam macam hidangan pada Hari Raya, maka permintaan pun akan melonjak tinggi.
Nah, pada fase ketiga, kenaikan harga ini terjadi waktu setelah Idul Fitri, 2-3 hari setelah lebaran sebab banyak komoditas tidak dapat ditemui di pasar tradisional karena banyaknya pedagang yang masih mudik dan tidak memiliki stok.
“Fase ini juga rawan, Kami berharap pemerintah juga mengantisipasi fase ini agar masyarakat bisa tersenyum dan lancar menjalankan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2022,” pungkas Putri.***