Bogordaily.net – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pengajian Al-Hidayah Bogor kembali melaksanakan pengajian bulanan di Masjid Raya Bogor, Jalan Raya Pajajaran, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Minggu, 27 Maret 2022.
Pengajian bulanan yang bertemakan “Perumpuan dan Politik” ini diisi oleh penceramah kondang, yakni Ustadz Shaleh Mahmud alias Ustadz Solmed dan dihadiri Ketua DPD Pengajian Al-Hidayah Kota Bogor, Hj. Melli Nuraini Darsa dan Sekretaris DPD Pengajian Al-Hidayah Kota Bogor, Selvi Devita Ginting.
Ketua DPD Pengajian Al-Hidayah Kota Bogor, Hj Melli Nuraini Darsa mengatakan, tujuan pengajian tersebut yakni untuk mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan ataupun pengajian yang dilaksanakan DPD Pengajian Al-Hidayah Kota Bogor.
“Insya Allah Covid mulai landai dan keadaan perlahan membaik, maksud dari kegiatan ini untuk memulai kembali kegiatan Al-Hidayah Kota Bogor atau ciri khas dari Al-Hidayah, yakni dakwah, yang mana sebetulnya di Al-Hidayah Kota Bogor sendiri banyak ustadzah dan qori’ah yang sanggup memberikan tausiyah, tapi untuk lebih memberikan semangat hari ini kita undang ustadz yang sering muncul di TV,” kata Hj Melli kepada Bogordaily.net.
Perempuan berhijab ini menjelaskan, DPD Al-Hidayah ini merupakan suatu wadah atau organisasi yang didirikan oleh Partai Golkar sejak tahun 1979 . Dimana tujuannya, yaitu menghimpun perempuan-perempuan hebat yang wajib menjadi penggerak di bidang keagamaan dan sosial, hingga hadir untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan.
“Al-Hidayah sebagai Organisasi yang lahir dari Partai Golkar, yang mana bertujuan untuk membuat amal kebaikan melalui kegiatan pengajiannya. Namun Al-Hidayah juga harus memainkan peran yang optimal baik bagi Golkarnya sendiri maupun bagi ibu-ibu dan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Terkait dengan tema yang diusung dalam acara pengajian kali ini, Melli mengatakan, bahwa kebutuhan untuk menambah politisi perempuan saat ini sangat penting.
“Jika kita lihat Undang-undang kita mengatakan calon legislatif minimal 30 persen adalah perempuan. Tapi sejak UU itu disahkan, jumlah calon legislatif perempuan, juga yang akhirnya terpilih selalu lebih rendah dari 20 persen,” ujar Melli.
Lebih lanjut Melli memaparkan, sebuah penelitian tentang keterwakilan perempuan dalam partai Islam tinggi.
“Melihat penelitian dan data-datanya, bisa dibilang tidak benar jika dibilang dalam islam perempuan tidak diperbolehkan berpolitik. Bukti-buktinya bisa dilihat langsung di sejumlah partai berbasis islam di Indonesia yang jumlah caleg dan legislator perempuannya lebih banyak dari pada partai lainnya,” terangnya.
Pengajian ini, Ustadz Solmed memberikan tausiyah, kepada jamaah secara langsung maupun secara online di kanal YouTube Al-Hidayah.
Dalam ceramahnya, Ustad Solmed memberikan pandangan dan pencerahan mengenai pandangan islam mengenai perempuan dan politik, dengan harapan ke depan semakin banyak perempuan yang terjun ke dunia politik.
Selain diisi Ustadz Solmed, pengajian bulanan ini juga dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan Qari, tahlil, serta shalawat oleh Ustadzah Robiatul Adawiyah.*
(Heri Supriatna)