Bogordaily.net– Keputusan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memperbolehkan keturunan PKI mengikuti tes penerimaan prajurit TNI tahun 2022 mendapat beragam komentar. Salah satunya dari aktivis 80’an Wawan Leak. Ia pun mengapresiasi langkah Jenderal Andika tersebut.
“Rasa kemanusiaan dan cinta ala Sang Jenderal Andika. Politik adalah ilmu bagaimana bisa mempengaruhi pribadi atau sekelompok orang untuk memenuhi hasrat pribadinya. Itulah yang kira-kira terbersit dari seorang Jenderal Andika,” ujar Wawan dalam keterangan yang diterima Bogordaily.net, Kamis, 31 Maret 2022.
Pria bernama lengkap Teguh Ermawan yang di kalangan aktivis dipanggil Wawan Leak ini menjelaskan, keputusan politik sering membuat orang-orang tak bersalah terlibat. Kata dia, itulah yang terjadi pada anak dan cucu eks tahanan politik (tapol).
“Mereka tidak tahu jika orang tua mereka berpolitik. Tapi mereka kemudian harus ikut menderita. Bahkan ada orang yang tidak pernah terlibat tapi karena fitnah dari tetangganya, kemudian dituduh terlibat,” jelasnya.
Sehingga kata Wawan, bisa dibayangkan kejam dan sadisnya keputusan politik tersebut, tanpa seorangpun mampu membela diri.
Tak hanya itu, menurut Wawan demikian pula halnya dengan anak-anak teroris, mereka tidak bersalah tetapi kadang diperlakukan hukum sosial yang tidak adil dan dituduh membahayakan negara.
“Itulah yang dipahami oleh Jendral Andika. Setidaknya menjawab tuntutan HAM Internasional,” imbuhnya.
Diketahui, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengimbau jajarannya bahwa keturunan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak boleh jadi alasan menggagalkan calon prajurit dalam proses seleksi karena hal tersebut tidak memiliki dasar hukum.
“Yang dilarang itu PKI, yang kedua ajaran Komunisme, Marxisme, dan Leninisme. Itu yang tertulis,” kata Andika menyampaikan isi Ketetapan (TAP) MPRS XXV/1966 sebagaimana dikutip Suara.com dari kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa.
Panglima Andika selanjutnya meminta jajaran panitia seleksi penerimaan Prajurit TNI 2022 menghapus pertanyaan yang menanyakan hubungan kekerabatan calon prajurit dengan PKI. “Jangan kita mengada-ada. Saya orang yang patuh peraturan perundang-undangan. Ingat ini. Kita melarang pastikan kita punya dasar hukum,” ungkap Andika.(Gibran)