Bogordaily.net – Ekonom senior Rizal Ramli mengganggap pemerintah tak bisa mengantisipasi soal harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax naik yang berlaku mulai 1 April 2022 ke level Rp12.500.
Rizal Ramli mengatakan antisipasi kenaikan harga harusnya dilakukan pemerintah ketika harga minyak mentah di pasar internasional dalam kurun 2,5 tahun lalu yang seharusnya diikuti dengan turunnya harga BBM.
“Tapi harga BBM tidak turun. Harusnya pemerintah untung besar. Kecuali, tidak ada efisiensi atau pemerintah jor-joran sehingga ketika harga naik Pertamina tidak punya cadangan keuntungan utk menjaga supaya harga tidak naik,” kata Rizal saat blusukan di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, dikutip dari Bisnis, Minggu 3 April 2022.
Dengan kata lain, sambungnya, pemerintah tidak mampu mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak, khususnya saat ini Pertamax.
Selain itu, dia mempertanyakan kenaikan harga BBM dengan jenis research octan number (RON). Padahal di Malaysia jenis BBM tersebut masih dijual dengan harga terjaga di level Rp8.500.
Sementara di Indonesia, lanjutnya, fluktuasi harga Pertamax diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar yang lebih mahal. Menurut Rizal, harga BBM dalam negeri sudah lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain dalam kurun 3 tahun terakhir.***