Bogordaily.net– Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax berimbas pada penggunaan pertalite. Energy Watch pun meminta pemerintah untuk membatasi penggunaan pertalite sebab merupakan salah satu BBM yang disubsidi.
Direktur Energy Watch, Mamit Setiawan, mengatakan pembatasan subsidi pertalite harus bisa tepat sasaran. Sebab penggunanya untuk masyarakat kelas menengah ke bawah.
“Untuk pengguna mobil mewah dan mobil baru kita harapkan tidak menggunakan Pertalite,” ujar Mamit dilansir dari Suara.com, Selasa, 5 April 2022.
Selain itu, Mamit menegaskan pembatasan penggunaan pertalite juga bisa dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Pegawai BUMN dengan jabatan yang tinggi.
“Begitu juga untuk PNS dan pegawai BUMN kita minta untuk menggunakan Pertamax agar subsidi pemerintah ini tepat sasaran,” katanya.
Sebelumnya, Mamit memperkirakan akan ada pergeseran konsumen atau migrasi BBM pertamax ke pertalite. Hal ini imbas harga pertamax yang mengalami kenaikan menjadi Rp12.500/liter.
Namun, dampak migrasi konsumen pertamax ke pertalite tidak begitu besar, bahkan, tidak sampai 50 persen.
“Sesuai perhitungan saya migrasi ini hanya 20-25% dari total konsumen Pertamax,” ujarnya.
Mamit melanjutkan, migrasi konsumen pertamax ke pertalite juga tidak berlangsung lama. Ia menyebut, konsumen akan balik lagi ke pertamax, karena melihat perbedaan penggunaannya ke kendaraan.
“Pengguna pertamax yang beralih ke pertalite akan kembali menggunakan pertamax karena mereka sudah merasakan adanya perbedaan dari menggunakan pertamax ke pertalite,” jelasnya.
Selain itu, tambah dia, rata-rata konsumen pertamax adalah masyarakat kelas atas di mana akan memilih BBM dengan Ron tinggi untuk kendaraannya.***