Bogordaily.net – Konflik Yayasan Islamic Center At-Taufiq (ICAT) Kota Bogor dengan Yayasan Al-Irsyad – Al Islamiyyah Kota Bogor makin memanas. Kali ini menuai babak baru terkait sengketa tanah wakaf hingga kini belum mendapat titik terang.
Bahkan, Kuasa Hukum At-Taufiq, Fahmi Bachmid menemukan kejanggalan dalam surat yang dikeluarkan oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Dalam surat yang dikeluarkan BWI per tanggal September 2015 dengan Nomor 620/BWI/A/RS/XII/2015 tersebut Yayasan At-Taufiq tercatat berdomisili di Jalan Soleh Iskandar, sementara dalam surat-surat beralamat di Jalan Cimanggu Permai, RT.04/08, Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor.
Dengan demikian, Fahmi Bachmid meminta kepada BWI agar dapat memberikan penjelasan, sekaligus memberikan dan menambahkan lampiran tentang kebenaran adanya akta ikrar wakaf, atas tanah yang menurut BWI Nazhirnya adalah Badan Hukum Yayasan Tanah Sareal Kota Bogor.
“Kami minta BWI dapat menegaskan bahwa dalam surat bernomor : 620/BWI/A/RS/XII/2015 tertanggal 22 Desember 2015 penjelasan tentang Yayasan Al-Irsyad Al-Islamiyah Bogor tersebut adalah salah, karena mustahil Jalan Raya milik Negara menjadi tanah wakaf dan diwakafkan,” tegas Fahmi kepada wartawan saat konferensi pers, Jumat 15 Arpil 2022 malam.
“Mengingat lokasi Jalan Sholeh Iskandar adalah jalan Raya dan berdiri Jalan Tol, maka patut diduga terjadi kesalahan dalam memberikan informasi dan penjelasan oleh BWI,” sambungnya.
Sementara itu, Pembina Yayasan At Taufiq ICAT Bogor Said Awad Hayaza menyoroti terkait penyalahgunaan amanat dan ketidakjujuran Yayasan Al-Irsyad Bogor, terhadap amanat-amanat dan wakaf pemberi kuasa.
Maka, berdasarkan pengarahan Syekh Abdulrahman Muhammad Amin Al-Khayyath yang merupakan duta besar Saudi Arabia untuk Indonesia mengarahkan, agar pemberi kuasa menunjuk Abdullah Said Baharmus sebagai wakil pemberi kuasa dalam menyelesaikan masalah wakaf.
Pernyataan tersebut ditemukan dalam surat tahun 2008 yang berisi bahwa, pemilik tanah wakaf yang sebenarnya itu membuat dihadapan notaris.
“Pada tahun 2008 itu ada akte surat kuasa dari wakif Mohammad Saeed Babidan yang kecewa dengan kepengurusan Al-Irsyad pada waktu itu yang diberi amanah, sehingga ditarik kembali,” terang Said.
Adapaun permasalahannya adalah yang diberi kuasa mengeluarkan dana sebesar Rp1,8 Miliar, untuk pembangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari situlah permasalahannya dikeluarkan biaya tanpa sepengetahuan dari pada waqif.
“Jadi itu salah satu penyebab ditariknya kuasa waqif kepada Al-Irsyad pada tahun 2005 yang diberikan kuasa dan pada 2008 ditarik kembali. Karena pengelola atau unsur oknum Al-Irsyad ini tidak amanah,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya, kejanggalan data juga ditemukan dengan adanya pemalsuan dokumen tanda bukti pendaftaran nazhir (pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif, red).
Atas temuannya itu, Yayasan At-Taufiq melaporkan pihak Al-Irsyad kepada Polresta Bogor.
Laporan tersebut tertuang dengan Nomor LP/B/370/III/2022/SPKT/Polresta Bogor Kota/Polda Jabar tertanggal 27 Maret 2022.
Kuasa Hukum Yayasan At-Taufik Bogor Fahmi mengungkapkan, hal itu dilaporkan setelah pihaknya mendapati adanya data nazhir yang sudah meninggal dunia termuat dalam surat tanda bukti pendaftaran nazhir, yang ditetapkan Badan Wakaf Indonesia (BWI).
“Data itu dikeluarkan oleh institusi, saya yakin ini bukan kesalahan dari BWI tetapi ada oknum yang memasukan data-data masuk ke BWI sehingga keluarnya indentitas orang yang sudah meninggal dunia,” terang Fahmi kepada wartawan, Senin 27 Maret 2022 malam.
Menurutnya, dalam dasar hukum wakaf, nazhir merupakan pihak yang mengelola wafat.
Hal itu, kata Fahmi sangat mustahil pengelolaan wakaf dilakukan oleh nazhir yang sudah tiada.
“Kedua, ada catatan atas nama sebuah yayasan. Namanya yayasan itu pasti ada pengurus, pengurus terbaru. Namun ini semua tidak,” bebernya.
Selain ditunjuk sebagai kuasa hukum Said Awad, ia juga menjadi kuasa hukum Edi Supato selaku kepala SDM At-Taufiq Bogor yang lebih dulu melaporkan perkara berbeda ke Polresta Bogor Kota.
“Ada dua laporan terkait seseorang yang mengaku atas manajemen. Itu juga kami laporkan ke pihak kepolisian. Laporan itu kami upayakan semata-mata untuk menyelamatkan kepentingan anak-anak sekolah,” tegasnya.
Dengan demikian, ia meminta agar semua pihak terkait untuk memahami dengan kepentingan pendidikan siswa At-Taufiq dan jangan libatkan mereka dalam persoalan ini.
Ia juga meminta untuk memeriksa kembali administrasi ihwal polemik tersebut.
“Kami punya data-data dan wakifnya masih hidup,” tutupnya.*
(Ibnu Galansa Montazerry)