Bogordaily.net – Nilai tukar rupiah di pasar spot pada awal transaksi pekan ini, Senin, 18 April 2022, dibuka menguat dengan 19 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.362 per dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah hari ini menguat secara global jelang rilis data neraca perdagangan Indonesia periode Maret 2022 yang diperkirakan akan kembali surplus.
Melansir RTI, rupiah terapresiasi 0,12% ke level Rp14.330 per dolar AS pada Senin, 18 April 2022 pagi. Rupiah juga unggul terhadap dolar Australia (0,49%), poundsterling (0,31%), dan euro (0,22%).
Penguatan rupiah tak tertandingi di Asia. Sebagai mata uang paling perkasa, rupiah menghijau atas dolar Taiwan (0,87%), won (0,60%), ringgit (0,56%), dolar Singapura (0,36%), baht (0,33%), yen (0,27%), yuan (0,18%), dan dolar Hong Hong (0,11%).
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS hari ini dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko dan beralihnya perhatian pasar ke kebijakan pengetatan moneter bank sentral negara G7 lainnya di luar AS.
Ariston mengungkapkan pagi ini sebagian besar indeks saham negara besar Asia terlihat menguat, mengikuti penguatan indeks saham AS semalam yang mengindikasikan sentimen pasar cukup positif terhadap aset berisiko. “Asing juga terlihat aktif masuk ke pasar saham Indonesia,” katanya.
Selain itu, dolar AS terlihat melemah terhadap mata uang utama dunia setelah Bank Sentral Kanada di luar ekspektasi menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin. Malam ini pasar akan memperhatikan hasil rapat kebijakan moneter bank sentral Eropa (ECB). Pasar berekspektasi ECB akan lebih pro ke pengetatan moneter dibandingkan sebelumnya karena persoalan inflasi.
“Ekspektasi kebijakan pengetatan moneter Bank Sentral Negara lainnya di luar AS ini mendorong penguatan nilai tukar negara lainnya terhadap dolar AS,” papar Ariston.
Ariston menambahkan di sisi lain, risiko inflasi yang masih tinggi mungkin membatasi penguatan rupiah hari ini. “Invasi Rusia yang masih berlangsung dan pembicaraan damai yang menemui kebuntuan masih akan memicu kenaikan harga komoditi yang menjadi penyebab kenaikan inflasi,” pungkasnya.
Menurutnya, potensi penguatan rupiah hari ini ke kisaran Rp14.330 per dolar AS dengan resisten di kisaran Rp14.370 per dolar AS.***