Bogordaily.net – Beberapa penelitian menyebutkan rutin konsumsi nasi putih bisa menjadi kebiasaan yang kurang sehat karena berkaitan dengan risiko diabetes.
Dilansir dari Diabetes Care, salah satu penelitian yang melibatkan 132.373 responden dari 21 negara menunjukkan bahwa tingginya konsumsi nasi putih berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes.
Diketahui bahwa, nasi putih lebih dari 450 gram per hari terkait dengan meningkatnya risiko diabetes sebesar 20%, apabila dibandingkan dengan konsumsi nasi putih kurang dari 150 gram per hari.
Data lain yang dipublikasikan pada British Medical Journal menunjukkan hasil serupa. Pada penelitian ini, diketahui bahwa untuk setiap peningkatan 1 saji nasi putih per hari, teramati adanya peningkatan risiko diabetes sebesar 11%.
Nasi putih memang sumber karbohidrat yang memiliki nilai indeks glikemik tinggi, artinya berkaitan dengan tingginya kenaikan kadar gula darah saat dikonsumsi.
Selain itu, nasi putih juga sudah melewati proses penyosohan yang menyebabkan banyak komponen nutrisinya berkurang seperti serat, vitamin B, magnesium, dan mineral pangan lainnya.
Untungnya tidak semua nasi sama efeknya terhadap risiko diabetes. Memilih jenis nasi yang tepat dapat bermanfaat menjaga kesehatan dan menekan risiko diabetes. Salah satu yang dapat menjadi pilihan lebih sehat adalah nasi shirataki.
Walau sama-sama berwarna putih, nasi shirataki tidak sama dengan nasi putih karena nasi shirataki terbuat dari glucomannan. Glucomannan adalah sejenis serat yang diperoleh dari ubi tanaman konjak.
Karena terbuat dari glucomannan yang dapat mengikat air dengan sangat baik, nasi shirataki memiliki kandungan air yang sangat tinggi. Selain itu, nasi shirataki juga tinggi serat yang kandungan serat glukomanan dari ubi konjak.
Pada nasi shirataki serat ini berperan memperlambat laju pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama, mencegah kenaikan kadar gula darah secara drastis, serta menjaga kesehatan pencernaan dan memperlancar buang air besar.*
(Muhammad Rizki Maulana)